Sebenarnya, ada beberapa pilihan tujuan bagi yang ingin berwisata gratis tanpa tiket masuk di Jakarta. Seperti hutan kota di Senayan, Tebet Eco Park hingga Kawasan Kota Tua. Tapi kali ini Taman Literasi disepakati menjadi tujuan utama.Â
Selanjutnya, buat itinerary perjalanan. Tak cuma jalan sampai tujuan utama, tapi rangkaian perjalanan keseluruhan diupayakan menjadi pengalaman liburan yang menyenangkan. Maka saya pun merancang itinerary dengan diawali keberangkatan dari rumah pada jam 6 pagi menuju Stasiun KRL Bojonggede.Â
"Wah, bisa lihat Stasiun Manggarai yang baru dong Yah? Yang kata Ayah horor itu?" tanya si sulung.Â
Saya mengiyakan sembari menjelaskan jika di akhir pekan biasanya KRL tak terlalu padat penumpang, apalagi kalau berangkat pagi. Saya pun menjelaskan bahwa di Manggarai nanti transit ke lantai bawah untuk ganti kereta menuju Stasiun Sudirman.Â
Nah, di dekat Stasiun Sudirman ini kami menikmati sarapan bubur ayam Sunda yang terkenal mantap dan tak ada duanya. Maka jadilah perjalanan ini sekaligus kulineran.Â
Usai sarapan, kami sejenak melewati terowongan Kendal yang terkenal dengan berbagai aktivitas komunitas di Minggu pagi. Lanjut melangkah tak jauh dari situ ada Taman Dukuh Atas yang sempat fenomenal.Â
"Ini lho tempatnya Citayam Fashion Week yang dulu ramai," jelas saya.Â
Selanjutnya perjalanan disambung naik MRT Jakarta dari Stasiun Dukuh Atas ke arah Lebak Bulus dan turun di Stasiun Blok M. Maka tinggal beberapa langkah kaki, keluar dari stasiun, sampailah di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu.Â
Banyak spot foto yang menarik di Taman tersebut. Meskipun areanya tidak terlalu luas, tetapi cukuplah memberikan nuansa berbeda sebagai sarana healing kami sekeluarga.Â