"Ayaahh... Ayah jangan kayak Raffi Ahmad!"
"Lho, emang kenapa Raffi Ahmad?"
"Kerja terus nggak pernah di rumah!" ucapan spontan ini meluncur dari mulut si kecil.
"Haha, mending Raffi Ahmad dong, uangnya banyak," timpal bundanya.
"Pokoknya Ayah nggak boleh pergi! Huhuhu...!" dan mulailah dia menangis.
"Kan besok masih libur..." pinta saya.
"Cuma sehari doang!! Minggu depan Ayah pergi lagi, pulang malam lagi, huhu..."
Oalah nduk, semoga air matamu menjadi pertanda baik, batin saya. Padahal awalnya ya nggak berharap ketinggian, apapun hasilnya saya sudah niatkan untuk terus menulis di Kompasiana.
--
Akhirnya berangkat juga saya menuju Bentara Budaya. Naik KRL Commuter Line tetap menjadi andalan utama. Bedanya, karena weekend begini tidak terlalu padat penumpang, saya pun bisa dapat duduk dan tidur hingga Manggarai. Hari biasa, mana bisa?
Senja mulai menguat ketika saya tiba di lokasi. Tanda-tanda hujan pun terlihat jelas, mendung tampak menggantung. Oiya, ini kan malam minggu...