Tidak hanya berbahaya bagi pekerja proyek, tetapi juga terhadap orang-orang di sekitar tempat tersebut, yang dalam hal ini statusnya sebagai penumpang, pengguna jasa layanan yang disediakan di Stasiun Manggarai.
Saya memang tidak memiliki latar belakang konstruksi atau teknik sipil, tetapi setidaknya sebagai awam juga paham jika seharusnya ada sistem pengendalian debu dalam pekerjaan konstruksi. Setidaknya ada untuk pembuangan sisa kotoran yang bisa menimbulkan debu, harus dilakukan dengan proses basah dan ketentuan lain sesuai standar yang berlaku.
Dampak berupa penyakit pernafasan pastinya sangat berbahaya. Jadi hal ini memang tidak main-main dan perlu penanganan segera.
---
Soal dampak debu dalam sebuah pekerjaan renovasi sebenarnya hal biasa, dan menjadi luar biasa ketika tidak ditangani dengan baik.
Baru saja hari Minggu siang kemarin, tetangga saya depan rumah persis, tanpa diminta justru mendatangi saya sembari mengucapkan permintaan maaf.
"Maaf ya Pak, debunya... Saya lagi perbaiki dapur dan pasang kitchen set," ujarnya.
Padahal meskipun tetangga saya seharian terlihat sibuk merenovasi dapurnya, sama sekali tidak ada debu yang terbang ke wilayah rumah saya. Dia juga cukup bersih dalam bekerja, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar.
Namun, karena dia mengutamakan adab dan etika, maka sekedar basa-basi meminta maaf terhadap debu yang (bisa) ditimbulkannya, menjadi tindakan yang seharusnya dilakukan. Salut.
Nah, renovasi skala kecil-kecilan saja sanggup mengedepankan etika dan mampu mengendalikan polusi terhadap lingkungan sekitarnya, kenapa proyek besar seperti Stasiun Manggarai justru abai?
Malu ah.