Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menjajal Layanan Jasa Screenshot iPhone

1 September 2022   04:01 Diperbarui: 1 September 2022   17:34 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Viralnya jasa screenshot atau tangkapan layar melalui iPhone cukup menggelitik juga. Buat apaan ya?

Penawaran jasa tersebut merebak melalui media sosial seperti TikTok, Instagram hingga Twitter. Juga ditawarkan melalui Telegram hingga marketplace.

Harganya pun bervariasi dan cukup murah, dari mulai seribu perak sampai sepuluh ribu rupiah.

Lalu, apa saja yang bisa di-screenshot? Oh, banyak dong.

Kita bisa minta screenshot tampilan percakapan atau chat WhatsApp maupun percakapan via aplikasi media sosial lainnya.

Bisa juga screenshot tampilan galeri foto, video, postingan Instagram, Twitter hingga TikTok. Selain itu penyedia jasa juga ada yang menawarkan screen record atau merekam gerakan layar ponsel.

Nah, pertanyaannya, apa sih gunanya memakai jasa screenshot iPhone seperti itu?

Tentu saja alasannya adalah demi gengsi, supaya terlihat keren dan gaya karena dikira memiliki smartphone iPhone. Ketika hasil tangkapan layar itu dibagikan ke status WA, instastory atau media pamer lainnya, seolah bakalan terlihat keren karena orang-orang yang melihatnya akan menganggapnya memiliki iPhone besutan Apple.

Meskipun sempat bikin kening berkerut saat mendengar usaha jasa seperti itu, ternyata jasa tersebut benar-benar laku dan diminati konsumen.

Maka, atas nama rasa penasaran, saya pun sempat menjajal untuk ikutan order jasa screenshot itu. Ya, maklumlah saya kan pengguna Android yang sama sekali belum pernah ngerasain diskrinsyut sama iPhone.

Cukup gampang menemukan si penjual jasa. Melalui Instagram, saya cukup ketikkan kata kunci "jasa screenshot" di kolom pencarian dan selanjutnya bermunculan akun-akun khusus menjual layanan jasa screenshot iPhone.

iPhone (foto: Pexels.com/Thiago Japyassu)
iPhone (foto: Pexels.com/Thiago Japyassu)

Saya kemudian menyapanya melalui kolom chat dan menanyakan apakah dia bisa membantu screenshot salah satu postingan di Instagram saya.

"Bisa Kak, mau sampai bawah (terlihat profil) atau hanya post saja?" tanyanya.

"Bedanya apa ya?" saya pura-pura nanya untuk menggali lebih jauh.

"Kalau post saja kami tidak usah login Kak. Kalau sampai bawah harus login jadi harus sertakan ID dan password setelah screenshot kami langsung logout," jelasnya.

Nah, inilah bahayanya. Hasil screenshot yang sempurna dan benar-benar dapat meyakinkan orang lain bahwa kita memang pengguna iPhone, adalah jika si penjual jasa bisa login di akun kita menggunakan username dan password milik kita. Jika tidak login, tentu saja hasil screenshot akan terpotong dan tidak akan bisa menampilkan foto profil kita yang biasanya terletak di bagian bawah maupun atas.

"Saya pilih tanpa login aja deh," ujar saya.

Pada akhirnya saya pun memilih yang tanpa login akun terlebih dulu. Sangat berisiko jika saya menyerahkan begitu saja username dan password kepada orang asing.

Tak berapa lama setelah deal, si penjual jasa pun mengirimkan hasil pekerjaannya kepada saya. Melihat hasilnya, saya agak nyengir juga karena rada bingung juga di mana letak keistimewaan skrinsyutan ini? Yah maklumlah saya kan nggak pernah pegang iPhone.

Penjual jasa kemudian meminta saya untuk segera membayar harga dua ribu rupiah untuk jasanya melalui dompet digital. Lucunya, karena transfer dompet digital seperti OVO, gopay atau linkaja minimal sepuluh ribu rupiah, tentu saja saya tidak bisa mengirimkan dengan nominal dua ribu rupiah.

"Kak, kelebihan delapan ribu nih," tulisnya.

"Nggak papa, lain kali nambah lagi," jawab saya.

Hasil jasa screenshot iPhone (dok. pribadi)
Hasil jasa screenshot iPhone (dok. pribadi)

Rasa penasaran saya pun tuntas dengan cara kerja penjual jasa screenshot iPhone ini. Saya pun bisa dong pamer-pamerin ke status WA atau Instastory saya. Biar dikira elit gitu loh, padahal sebenarnya ekonomi sulit.

---

Ponsel iPhone memang identik dengan status sosial kelas atas. Bahkan brand tersebut sudah dianggap memiliki power tersendiri dan mengenyampingkan kegunaan riilnya.

Jasa screenshot ini muncul setelah fenomena serupa yang mendahului, yakni sewa ponsel iPhone. Tetapi karena sewa iPhone juga butuh biaya yang lumayan juga, maka begitu muncul jasa turunannya seperti jasa screenshot yang murah meriah, calon konsumennya seperti menemukan cara gampang nan receh untuk langsung dianggap elite.

Menjamurnya usaha jasa ini menyiratkan sebuah fenomena sosial yang menjangkiti masyarakat kita. Rasa ingin mendapat pengakuan, ingin dianggap mampu, ingin dibilang keren dan keinginan setara atau lebih dibandingkan orang lainnya.

Hanya saja ketika pengakuan yang didapatnya justru palsu dan dipaksakan, tentu ada sesuatu yang salah di sini. Maunya dipandang "wah" di mata orang lain, tetapi jika hal itu semu, lalu apa gunanya?

Jasa screenshot itu sendiri menyimpan risiko yang sangat besar. Demi dianggap seolah-olah punya iPhone, maka ketika orang tersebut rela memberikan password akun media sosialnya, pastinya sangat berbahaya.

Belum tentu si penjual jasa itu amanah, karena kita juga tidak mengenalnya. Bisa saja ini menjadi peluang bagi para pelaku kejahatan digital untuk mengelabuhi korbannya. Berpura-pura jualan jasa screenshot ternyata ujung-ujungnya hanya mengincar akun media sosial milik korbannya untuk disalahgunakan.

Demi gengsi semu, tak sepatutnya pula kita mengorbankan data diri. Jangan sampai menyesal deh, lebih baik pikir seribu kali sebelum memakai jasa seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun