Cukup gampang menemukan si penjual jasa. Melalui Instagram, saya cukup ketikkan kata kunci "jasa screenshot" di kolom pencarian dan selanjutnya bermunculan akun-akun khusus menjual layanan jasa screenshot iPhone.
Saya kemudian menyapanya melalui kolom chat dan menanyakan apakah dia bisa membantu screenshot salah satu postingan di Instagram saya.
"Bisa Kak, mau sampai bawah (terlihat profil) atau hanya post saja?" tanyanya.
"Bedanya apa ya?" saya pura-pura nanya untuk menggali lebih jauh.
"Kalau post saja kami tidak usah login Kak. Kalau sampai bawah harus login jadi harus sertakan ID dan password setelah screenshot kami langsung logout," jelasnya.
Nah, inilah bahayanya. Hasil screenshot yang sempurna dan benar-benar dapat meyakinkan orang lain bahwa kita memang pengguna iPhone, adalah jika si penjual jasa bisa login di akun kita menggunakan username dan password milik kita. Jika tidak login, tentu saja hasil screenshot akan terpotong dan tidak akan bisa menampilkan foto profil kita yang biasanya terletak di bagian bawah maupun atas.
"Saya pilih tanpa login aja deh," ujar saya.
Pada akhirnya saya pun memilih yang tanpa login akun terlebih dulu. Sangat berisiko jika saya menyerahkan begitu saja username dan password kepada orang asing.
Tak berapa lama setelah deal, si penjual jasa pun mengirimkan hasil pekerjaannya kepada saya. Melihat hasilnya, saya agak nyengir juga karena rada bingung juga di mana letak keistimewaan skrinsyutan ini? Yah maklumlah saya kan nggak pernah pegang iPhone.
Penjual jasa kemudian meminta saya untuk segera membayar harga dua ribu rupiah untuk jasanya melalui dompet digital. Lucunya, karena transfer dompet digital seperti OVO, gopay atau linkaja minimal sepuluh ribu rupiah, tentu saja saya tidak bisa mengirimkan dengan nominal dua ribu rupiah.