Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Lagi Naik Daun, Tiba-tiba Bisnis Thrifting Harus Tiarap

26 Agustus 2022   17:07 Diperbarui: 27 Agustus 2022   09:08 1280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thrift Shop (foto pexels.com/cottonbro)

--

Fenomena thrifting memang tengah naik daun, terutama di kalangan anak muda. Walaupun bekas, pakaian impor sangat diminati karena dengan harga yang terjangkau bisa mendapatkan pakaian bermerk yang masih layak pakai.

Misal sweater yang harga barunya di kisaran 1 juta, kalau beruntung bisa kita dapatkan dengan harga cuma 100 ribu rupiah. Soal kotor atau bau apek, apa susahnya mencuci bersih dengan terlebih dulu merendam di air panas? Itulah trik yang biasanya dilakukan oleh penggemar thrifting.

Kegiatan berburu thrifting di pasar atau di toko, sebenarnya juga menjadi kegiatan yang dinilai mengasyikkan dan memiliki nilai sensasi yang berbeda. Kita harus memilih pakaian impor secara detail dan teliti untuk menemukan pakaian yang benar-benar masih dalam kondisi bagus dan layak pakai.

Misalnya kancingnya masih utuh atau tidak, keasliannya dapat dibuktikan melalui label atau tidak, serta mempertimbangkan adakah kondisi seperti robek hingga noda.

Pernah suatu waktu saya menemukan jaket bermerk yang masih dalam kondisi bagus, tetapi ketika diperhatikan lagi secara seksama, ternyata ada bagian resleting yang patah. Saat menunjukkan hal itu kepada penjualnya, ia bahkan rela menurunkan harga karena kondisi tersebut.

Ya, saya sendiri memang pernah beberapa kali membeli pakaian thrifting. Soalnya seru berburunya, puas juga jika dapat pakaian yang masih bagus dengan harga murah.

---

Nah, dengan kondisi saat ini ketika banyak pebisnis thrifting shop tiarap, apakah akan serta merta membuat konsumen beralih ke produk fashion lokal?

Langkah Kemendag sendiri tentu saja juga memiliki tujuan agar produk fashion lokal berjaya di dalam negeri. Tetapi menyimpulkan bahwa anak muda serta merta akan beralih ke produk pakaian dalam negeri karena pelaku usaha thrifting digencet, tentu masih menjadi kesimpulan yang terlalu dini.

Faktanya ada permasalahan yang seolah belum dijamah soal bisnis fashion dalam negeri, yaitu pembajakan merek dan desain. Tak susah menemukan pakaian berlogo "branded" dengan harga murah dan dipastikan palsu. Juga sangat mudah menemukan desain kaos yang merupakan jiplakan dari brand lokal ternama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun