Membeli produk furnitur saat ini kian mudah dengan maraknya sistem online. Tak perlu menghabiskan waktu keliling toko karena semuanya bisa kita lakukan di depan layar smartphone.
Berbagai produk furnitur bisa kita dapatkan dengan mudah di bermacam toko online. Meja, kursi, tempat tidur, rak buku dan sebagainya, bisa dipilih sesuai model dan tentunya sesuai dengan anggaran kita.
Namun, berbeda dengan membeli secara offline, belanja furnitur online memerlukan ekstra kecermatan dan kehati-hatian saat memilih. Kita mesti benar-benar membaca dan memahami deskripsi produk yang kita beli. Misalnya bahan materialnya hingga ukuran atau dimensinya.
Lalu apakah furnitur tersebut menggunakan konstruksi knock down atau tidak. Tren saat ini, furnitur knock down menawarkan model yang kekinian tetapi konstruksinya sebagian besar mengandalkan baut dan sekrup untuk menyambung antar komponennya.
Gaya furnitur minimalis ala Skandinavia telah berpengaruh besar terhadap tren tersebut. Model dan jenisnya beragam, dan yang pasti sangat menarik dan memanjakan mata sehingga mudah menarik minat pembeli.
Masalahnya, ragam produk furnitur yang tersebar di berbagai toko online dan offline sering menyisakan problem di kemudian hari. Terutama bagi yang membeli secara online.
Banyak pembeli yang kurang memperhatikan bagaimana perakitan produk furnitur yang telah dibelinya. Rata-rata pembeli terlalu sibuk memilih model, ukuran dan pertimbangan harga, lalu selanjutnya kebingungan ketika hendak merakit furnitur jenis knock down.
Memang ada opsi jasa perakitan yang disediakan oleh sejumlah toko online ternama. Tapi terkadang biaya tambahan untuk jasa perakitan ini membuat kita kembali mikir. Kok sayang ya nambah biaya lagi. Atau bisa saja malas menggunakan jasa perakitan karena terkadang teknisinya datang terlalu lama dibandingkan barangnya.
Hal inilah yang berisiko menyebabkan terjadinya "drama" antara suami dan istri di rumah. Misalnya saja ketika istri membeli furnitur online secara tiba-tiba tanpa konsultasi terlebih dulu dengan suami. Nah, suami kemudian bakal uring-uringan karena terpaksa harus berjibaku merakit furnitur yang telah dibeli tersebut.
Lebih repot pula jika ternyata toko tersebut sama sekali tidak menyediakan opsi jasa perakitan.
Patut diketahui ya, tidak semua lelaki atau suami punya ketelatenan dan kemampuan merakit furnitur yang tinggal pasang walau levelnya termudah sekalipun. Sebuah furnitur mungkin terlihat mudah dirakit, tapi kenyataan tak semudah yang dibayangkan.