Waktu menunjukkan pukul 19.26 WIB dan saya masih terjebak dalam kepadatan KRL yang terhenti jelang masuk Stasiun Pasar Minggu, di Jumat malam (20/5).
Sudah sejam lebih lamanya kereta hanya berjalan lambat lalu berhenti kembali. Kondisi ini terjadi sejak lepas dari Stasiun Manggarai.
"Kami mohon maaf sehubungan adanya gangguan pada kereta angkutan barang di Stasiun Pasar Minggu yang mengganggu perjalanan anda," demikian penjelasan announcer di dalam KRL jurusan akhir Stasiun Bogor yang saya tumpangi.
Hah?!
Benar-benar nggak habis thinking. Di saat jam sibuk begini, ketika penumpang memadati KRL untuk segera pulang dari tempat kerja, masih ada pula nyempil kereta barang lewat dan mogok pula.
Inilah yang membuat para penumpang heran. Kok bisa jadwal kereta barang berbagi jalur dengan KRL saat jam sibuk?
Para penumpang gelisah. Terutama yang berdiri berdesakan. Sementara yang beruntung mendapat tempat duduk tentu bisa sambil merem.
Kaki ini semakin pegel dari menit ke menit. Sementara perut terasa kian menjerit. Laper banget euy.
Bayangkan, jam segini biasanya saya sudah selesai makan malam. Benar-benar cobaan di Jumat malam nan dingin.
Drama-drama yang Bermunculan
Perilaku para penumpang pun bermacam-macam untuk membunuh kebosanan. Banyak drama yang terjadi. Ada yang akhirnya ngobrol walau masih ada larangan berbicara, main hape, juga ada yang mencoba tidur sembari berdiri. Ya, tidur sambil berdiri sebenarnya merupakan skill istimewa para anker alias anak kereta.
Namun, ada lagi yang lebih aneh, seorang bapak yang berdiri di depan saya persis justru menelepon istrinya melalui video call. Lho, apa anehnya?
Nggak aneh sih, kecuali karena posisi dempetan begini sehingga malah membuat wajah saya yang berdiri tepat di belakangnya ikutan masuk layar kameranya dan mendapati wajah istri bapak itu sedang rebahan di kasur sambil senyam-senyum. Alamak.
Kan saya yang jadi salah tingkah gitu loh. Untung sih masih ketutup masker wajah saya. (Eh, tapi kan justru jadi makin tampan yak? Pantes aja istrinya senyam-senyum gimana gitu).
Selesai disuguhi drama pasutri di depan saya, tak lama kemudian terdengar seorang ibu muda di bangku prioritas tengah berbicara melalui telepon.
"Mbak, bisa ke rumah sebentar nggak ya? Ini kereta saya lagi eror nggak tahu kapan nyampe, tolong ke rumah lagi soalnya si Papah nggak bisa ganti pempers adek," ucapnya dengan volume cukup nyaring.
Walau terdengar agak gimana, tapi sebenarnya itu hal serius dan mengharukan. Bagaimana seorang ibu pekerja terpaksa harus terlambat pulang sampai rumahnya dan mesti mengatur hingga hal ganti popok buat bayinya melalui sambungan telepon.
Ribuan orang penumpang KRL tujuan Bogor dan sebaliknya, malam ini tengah mengalami malam yang buruk. Entah agenda atau janji apa saja yang tertunda atau bahkan batal karena gangguan perjalanan ini. Entah berapa pula jumlah anak kecil yang merengek di rumah masing-masing menunggu orang tuanya yang tak kunjung pulang.
Setelah berhasil melewati Stasiun Pasar Minggu, walau dengan lambat, akhirnya perjalanan KRL yang saya tumpangi kembali berjalan normal. Total butuh waktu keseluruhan 2,5 jam lebih dikit perjalanan yang saya tempuh dari Stasiun Sudirman hingga turun di Stasiun Bojonggede. Sebuah waktu tempuh yang jelas di luar kebiasaan karena biasanya hanya perlu 1 jam saja.
Gangguan Ketiga di Pekan Ini
Bagi PT KCI, Jumat malam ini juga menjadi malam yang sibuk. Selain gangguan akibat kereta barang mogok di Pasar Minggu, sebelumnya PT KCI juga merilis pemberitahuan adanya truk mogok di perlintasan antara Stasiun Serpong-Cisauk. Ini juga mengakibatkan perjalanan KRL lintas Tanah Abang-Rangkas Bitung menjadi terganggu.
Well, jika dihitung, inilah kali ketiga di pekan ini terdapat gangguan KRL. Dua hari lalu, KRL lintas Bogor-Jakarta juga mengalami gangguan patah rel di antara Stasiun Bojonggede-Citayam. Terjadinya pagi hari saat jam sibuk pula.
Kejadian gangguan perjalanan berturut-turut ini tentu harus dievaluasi segera, terlebih terjadi saat jam sibuk yang mengganggu kepentingan banyak orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H