Melatih anak kecil agar mau ikut berpuasa di bulan Ramadan itu susah-susah gampang. Semangatnya bisa naik turun, dan menjadi tugas orang tua untuk mendorong anaknya agar terbiasa berpuasa. Tak perlu dengan paksaan, tetapi bagaimana menciptakan puasa Ramadan sebagai ibadah yang menyenangkan.
Si kecil yang masih belum genap 6 tahun, semula memang bersemangat untuk ikut berpuasa. Tetapi di pekan kedua semangatnya mulai kendur. Yah, namanya juga anak-anak, terlebih melihat teman-temannya juga 'bolos' berpuasa dengan berbagai alasan. Untuk itu, perlu sedikit kreativitas untuk mendorong semangatnya agar mau ikut berpuasa.
"Dek, adek puasa kan besok? Kalau puasanya kuat, besok Ayah ajak jalan-jalan berburu takjil," ucap saya.
"Ah, nggak mau Yah, soalnya Ayah kalau beli takjil pasti gorengan," jawabnya polos.
"Eh, besok Ayah mau beli es krim mochi loh, tapi syaratnya kamu harus ikut puasa, es krimnya buat buka," ujar saya.
"Hah?! Yang bener Yah? Mau! Mau! Aku mau yang rasa strawberry Yah," ucapnya girang.
Begitulah perjanjian kami. Tak ada salahnya menjanjikan sesuatu yang menarik agar anak kecil mau berlatih puasa. Lambat laun, ketika beranjak dewasa, tentu ia akan memahami makna puasa sesungguhnya. Bukan karena iming-iming es krim, melainkan semata kewajiban untuk beribadah di bulan Ramadan.
Akhirnya, keesokan harinya ia pun berpuasa. Lucunya, hampir tiap dua jam ia selalu menyinggung soal es krim mochi untuk berbuka.
"Yah! Yah, jangan tidur mulu, nanti sore kita beli es krim," ujarnya di Sabtu siang yang terasa nyaman untuk rebahan.
Begitu sore tiba, si kecil sudah menarik-narik tangan saya agar segera bersiap keluar rumah mencari takjil. Benar-benar luar biasa semangatnya.
Sejurus kemudian, kami berdua pun mulai perburuan takjil. Tujuan kami adalah warung kelontong yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah, karena di situ menjual Aice es krim berkualitas.
Seolah tak sabar lagi, si kecil pun bergegas menuju freezer es krim guna memilih Aice Mochi Dessert favoritnya.
"Mana ya yang strawberry, aduh jangan sampai habis deh," gumamnya sambil memilih-milih di dalam freezer.
"Ambil aja semua rasa Dek, buat Mas dan Bunda di rumah," ujar saya.
Untungnya varian Aice Mochi Dessert yang rasa strawberry masih tersedia banyak. Hanya posisinya tertutup oleh varian rasa yang lain. Kami juga mengambil rasa yang lain seperti vanilla, chocolate, durian, dan klepon.
"Wah, borong nih? Buat buka bersama kayaknya," begitulah reaksi Abang pemilik warung melihat kami membeli bermacam jenis Aice Mochi Dessert.
Misi berburu takjil pun tuntas. Sesampai di rumah kembali, aneka rasa es krim mochi tersebut dimasukkan ke freezer sembari menunggu bedug Maghrib tanda berbuka puasa.
Menikmati Aice Mochi untuk sajian berbuka
Ketika waktu berbuka tiba, ternyata anak-anak sudah tak sabar untuk berebutan es krim mochi. Padahal mestinya yang namanya "dessert" tuh hidangan penutup alias dinikmati usai makanan utama. Tapi karena sudah terlanjur terbayang lezatnya kulit mochi paling kenyal dari Aice, maka sah-sah saja di sela ngemil hidangan lainnya, kami pun menyantap es krim.
Buka bersama di rumah kami tak pernah seseru ini. Setiap orang punya rasa favoritnya masing-masing. Si bungsu sudah pasti rasa strawberry, dan kakaknya suka rasa cokelat. Sedangkan bundanya lebih memilih vanilla, dan saya sendiri penasaran dengan rasa klepon yang terlihat unik.
Berbeda dari varian rasa lainnya, Aice mochi rasa klepon ini dilihat dari kemasannya terdapat logo 'Wonderful Indonesia'. Benar saja dugaan saya, di situs resminya Aice disebutkan bahwa Aice Mochi Klepon ini merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf sebagai salah satu program pelestarian kuliner asli Indonesia.
Hal ini jelas langkah inovasi yang patut diacungi jempol. Sebagai salah satu penggemar kue klepon garis keras, saya bahkan tidak pernah membayangkan sebelumnya klepon yang punya sensasi rasa gula merah dan pandan bisa dikreasikan dalam wujud es krim dan mochi. Salut dan bangga, inovasi pertama selalu dari Aice.
Ya, selama ini saya memang tumbuh dengan menjadikan kue klepon sebagai salah satu kue idola. Makanya, ketika ada es krim Aice Mochi rasa klepon, saya begitu penasaran untuk melakukan unboxing dan segera mencoba menikmatinya.
Namun, ketika membaca di kemasan es krim bahwa sebelum dikonsumsi agar didiamkan terlebih dahulu selama 2 menit di luar freezer agar lebih kenyal, maka saya pun menurutinya. Mochi maupun klepon memang lebih nikmat jika tekstur kekenyalannya pas.
Nah, Aice Mochi Dessert ini harus diakui memiliki kulit mochi paling kenyal. Begitu usai 2 menit didiamkan, maka menikmatinya secara perlahan dari satu gigitan ke gigitan lainnya adalah langkah tepat untuk merasakan sensasi unik mochi berkolaborasi dengan rasa klepon dan dinginnya es krim.
Sungguh tidak mengecewakan. Sama sekali tidak. Suer deh.
Jika sebelumnya saya sempat susah membayangkan bagaimana klepon bisa dipadukan dengan es krim. Tapi setelah menikmatinya, saya harus mengakui bahwa inovasi ini luar biasa nikmat.
Rasa pandannya terasa, demikian pula gurihnya parutan kelapa dan manisnya gula merah. Kekenyalan mochi yang membungkus dinginnya es krim di lapisan bagian dalam, membuatnya semakin maknyus.
"Enakan juga rasa strawberry Yah, itu karena Ayah sudah orang tua jadi sukanya makanan jaman dulu kayak klepon," lhadalah... si kecil ini lama-lama memang pintar nyeletuk.
Namun, siapapun memang berhak memiliki rasa favorit masing-masing. Kalau setiap orang seleranya sama, pasti tidak seru dong.
Walau berbeda selera, tetapi satu hal yang kami sekeluarga sepakati hari ini. Bahwa buka bersama kali ini lebih seru dan menyenangkan karena kehadiran takjil es krim Aice Mochi. Tak salah lagi, memang Aice es krim berkualitas.
"Besok beli lagi Yah, aku puasa lagi deh," dan kali ini si kecil yang punya inisiatif menawarkan diri untuk ikut berpuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H