Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pak Tua Penjual Mainan, Tetap Berusaha Pantang Mengharap Belas Kasihan

10 April 2022   21:02 Diperbarui: 10 April 2022   21:07 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Tua penjual mainan anak (foto by widikurniawan)

Sore itu lalu lintas di Jalan Baru Pemda Cibinong, Kabupaten Bogor, tampak kian ramai oleh kendaraan. Orang-orang tampaknya sengaja keluar rumah untuk ngabuburit. Seiring dengan penjaja takjil yang bermunculan dan menempati tempat-tempat strategis di pinggir jalan.

Untungnya, gerimis kecil dan mendung yang semula menyapa, urung berubah menjadi hujan. Cuaca sore itu pun terasa adem.

Seorang pria tua, dengan rambutnya yang telah memutih, terlihat duduk di pinggir jalan. Ada sesuatu yang menarik dari dirinya.

Ia terlihat menggerak-gerakkan tangannya, memutar-mutar sebuah benda yang melambai-lambai karena gerakannya. Rupanya bapak itu tengah memeragakan sebuah mainan tradisional di tangannya.

Mainan itu terbuat dari lidi yang panjang, dililit oleh kertas krep berwarna-warni, dan ketika digerak-gerakkan memutar maupun zig-zag akan menimbulkan efek gerakan yang indah.

Saya teringat dengan tongkat pita putar yang lazim digunakan oleh penari balet sebagai salah satu alat penunjang keindahan gerakan. Tetapi, mainan yang dipegang oleh Bapak tua tersebut jelaslah bukan buatan pabrik seperti yang digunakan para pebalet.

"Ini namanya warna-warni," ucapnya.

"Apa Pak?"

"Warna-warni," ujarnya polos.

Saya sedikit mengernyitkan dahi mendengar nama mainan tersebut. Tapi, ah sudahlah. Apalah arti sebuah nama. Walau tanpa nama pun, anak-anak pasti senang memainkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun