Siang itu lalu lintas di sebuah ruas jalan di Kota Kendari tampak tersendat. Sebuah truk berwarna merah terlihat berhenti memakan separuh jalan. Uniknya, kedua roda bagian depan tampak terangkat ke atas, tidak menyentuh tanah sama sekali.
Rupanya muatan di bak truk berupa tiang-tiang besi panjang, melorot keluar dari bak truk pada saat melewati tanjakan kecil.Â
Muatan berupa tiang-tiang besi tersebut sepertinya tidak diikat atau mendapatkan pengamanan yang baik. Akibatnya ketika melorot keluar bak, berat bebannya membuat truk tidak lagi seimbang dan justru sanggup mengangkat roda bagian depan truk.
Kejadian tersebut jelas sangat berbahaya. Untungnya saat itu tidak ada kendaraan yang berada di belakang truk tersebut. Bayangkan saja jika ada kendaraan di belakangnya. Bisa fatal akibatnya.
Ini murni akibat kelalaian pengangkutan barang yang tidak memperhatikan faktor keselamatan dan tidak memperhitungkan kapasitas muatan yang bisa diangkut.
Walau tiada korban, kecelakaan itu mengakibatkan jalanan menjadi macet dan tersendat. Para kru truk pun terlihat sibuk mengamankan muatannya.
Peristiwa tersebut memang terjadi bertahun-tahun lalu, saat saya masih bermukim di Kendari. Tetapi foto-fotonya masih tersimpan rapi di harddisk.
Sejak kejadian tersebut, membuat saya selalu waspada ketika berkendara di belakang truk yang kelebihan muatan. Terutama truk yang penuh muatan besi panjang maupun kayu-kayu panjang yang menjorok keluar melebihi dimensi bak truk.
Terlebih dalam posisi jalan menanjak, sangat berisiko terjadi hal-hal yang mengerikan seperti muatan melorot keluar.
Jika suatu ketika berkendara di belakang truk ODOL (Over Dimension Over Loading), lebih baik jaga jarak aman.Â
Kita tidak pernah tahu apakah muatan yang melebih kapasitas di dalam bak truk di depan kita itu terikat aman atau tidak. Selain risiko muatan melorot keluar, andai truk tersebut mengerem mendadak tentu juga berbahaya.
Kesimpulannya, tidak ada satu pun kondisi aman jika berkendara di  dekat truk ODOL. Bahaya akibat truk ODOL bagi saya nyata, bukan semacam ketakutan berlebihan.
Berbagai risiko kecelakaan di jalan dan dampaknya terhadap kerusakan jalan akibat truk ODOL, membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan target Zero ODOL pada tahun 2023.
Kebijakan yang membuat sopir truk dan pengusaha berteriak dan protes. Mereka menghitung potensi kerugian apabila kebijakan Zero ODOL diterapkan.
Namun, bukankah jika terjadi kecelakaan juga berujung kerugian juga? Niatnya sih untung, tapi justru pada akhirnya bisa buntung.
Ambil contoh, seperti kejadian melorotnya muatan tiang besi tersebut. Berapa biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk mengevakuasi muatan yang berhamburan keluar itu? Berapa juga biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan truk?
Biaya ekstra juga bakal membengkak andai barang muatannya rusak. Sudah begitu jika kena tilang Polisi, tentu ribet urusannya.
Masih untung tidak ada korban pengendara lain, jika ada bagaimana?
Itulah risiko-risiko yang harus dihadapi oleh truk ODOL. Tidak ada yang bisa menjamin seratus persen keamanan saat mengangkut muatan dalam kondisi over kapasitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H