Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Vaksinasi Anak, Jangan Tunggu Ada di Sekolah

19 Februari 2022   19:44 Diperbarui: 19 Februari 2022   21:38 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Area parkiran mal disulap jadi tempat vaksinasi (foto by widikurniawan)

Vaksinasi untuk anak usia minimal 6 tahun telah digulirkan untuk menjamin keselamatan serta melindungi anak-anak dari virus corona. Tetapi kenyataannya, vaksinasi terhadap anak-anak usia sekolah dasar kerap dikaitkan sebagai salah satu syarat untuk pembelajaran tatap muka.

Lebih absurd lagi, ada orang tua yang mendorong anak vaksin hanya supaya agar bisa memenuhi syarat untuk jalan-jalan.

Beberapa waktu lalu, Kemendikbud memang menyatakan akan mendorong vaksinasi digelar di sekolah-sekolah. Tetapi hingga kini tidak semua sekolah, terutama sekolah swasta kecil, ada gelaran vaksinasi untuk murid-muridnya.

"Belum, anak saya mah entar aja nunggu di sekolahannya aja, katanya sih bulan ini, tapi belum ada kabar juga," ujar seorang ortu yang pernah berbincang dengan saya.

Jikapun ada, jadwalnya justru ketinggalan dibandingkan sekolah-sekolah terkemuka. Bisa jadi hal ini tergantung akses atau prioritas. Entahlah.

Anak saya yang sulung, sudah mendapat dua kali vaksin tanpa menunggu dari sekolah. Ya, untuk apa pula menunggu ada jadwal vaksinasi di sekolah yang tak kunjung tiba, jika dengan inisiatif sendiri pun bisa mendapat vaksin di Puskesmas.

Jika yang sulung dapat vaksin di Puskesmas, anak saya yang bungsu justru mendapat vaksinasi pertamanya numpang di sekolah yang berbeda dari sekolahnya. 

Nah, masalahnya, jadwal untuk vaksinasi kedua justru tidak jelas dan sepertinya kembali terkubur oleh pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang kembali diterapkan.

Padahal merebaknya varian omicron jelas mengkhawatirkan. Orang-orang terdekat dan banyak orang yang saya kenal, bertumbangan satu per satu gara-gara positif corona. Dari gejalanya, secara umum bisa diindikasikan sebagai ulahnya si omicron.

Situasi ini bagi saya sebagai orang tua jelas harus memikirkan kesehatan keluarga. Untungnya saya sudah mendapat booster akhir Januari lalu. Sedangkan istri tinggal nunggu booster dan si bungsu perlu dicarikan vaksin kedua.

Situasi pendaftaran vaksinasi massal di Cibinong, Bogor (foto by widikurniawan)
Situasi pendaftaran vaksinasi massal di Cibinong, Bogor (foto by widikurniawan)

Gayung bersambut, ada gelaran vaksinasi massal dari Pemkab Bogor bertempat di parkiran sebuah mal di Cibinong. Maka Sabtu, 19/2/2022, pagi saya pun mengantar si bungsu dan istri untuk vaksinasi.

Memang terlihat perbedaan dengan situasi awal-awal vaksinasi pada tahun lalu. Jika dulu selalu tersiar kabar peserta vaksinasi membludak, untuk kali ini justru tidak terdapat antrean yang berarti.

Saya malah sempat mendengar ada seorang ibu sedang menelepon, sepertinya tetangganya, untuk datang segera ke tempat vaksinasi itu.

"Sini Buk, buruan nggak antre kok, ajak anaknya sekalian. Sepi ini saya mah udah. Iya kan... mumpung deket ini, ke sini aja. Hah? Apa? Besok udah nggak ada Buk, udah terakhir ini.... Emm, ya terserah deh. Ini saya kasih tahu aja. Kan mumpung deket..."ujarnya.

Salut untuk ibu tersebut. Inisiatifnya mengajak orang lain untuk vaksinasi sudah patut diapresiasi. Walau mungkin orang yang diajak tidak berkenan, tapi setidaknya ia sudah berusaha.

Area parkiran mal disulap jadi tempat vaksinasi (foto by widikurniawan)
Area parkiran mal disulap jadi tempat vaksinasi (foto by widikurniawan)

Di lokasi vaksinasi massal itu juga terlihat beberapa yang masih anak-anak. Didampingi orang tua masing-masing, sepertinya anak-anak itu memang tidak ada yang takut untuk disuntik vaksin.

"Dosis dua Pak, di sekolahannya enggak ada jadi ke sini aja," ujar seorang bapak yang sempat saya ajak ngobrol sejenak.

Pada akhirnya, inisiatif orang tua memang memegang peranan penting. Jika memang di sekolahan si anak tidak kunjung ada jadwal vaksinasi, maka lebih baik proaktif untuk mencari sentra vaksinasi umum.

Jangan pasif dong. Kan virusnya bisa sewaktu-waktu datang.

Para peserta vaksinasi menunggu giliran (foto by widikurniawan)
Para peserta vaksinasi menunggu giliran (foto by widikurniawan)

Sebenarnya tak susah mencari informasi tentang layanan vaksinasi. Puskesmas adalah salah satu layanan kesehatan yang sudah seharusnya melayani vaksinasi. Demikian pula di banyak rumah sakit.

Informasi tentang layanan vaksinasi biasanya juga mudah ditemukan di media sosial, seperti Instagram. Tinggal telusuri akun-akun milik rumah sakit terdekat atau akun milik pemerintah daerah setempat dan bahkan akun informasi daerah.

Yuk, sayangi anak dan keluarga kita dengan segera menuntaskan vaksinasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun