Turus tanaman? Apaan sih itu? Turus bukan nama penyanyi ya... Kalau itu sih Tulus.
Bagi yang demen dengan tanaman hias atau penghobi, turus sudah pasti menjadi properti yang tak asing lagi. Itu lho, semacam tiang penyangga untuk tanaman yang merambat.
Cara mainnya, turus ditancapkan di pot di sela-sela tumbuhnya tanaman. Lambat laun tanaman merambat seperti janda bolong, monstera, dan jenis philodendron lainnya, hingga aneka jenis sirih, yang memiliki akar angin, bakal melilit di batang turus tersebut untuk tumbuh lebih rapi dan menarik.
Untuk jenis tanaman yang tidak merambat, turus juga bisa digunakan untuk menyangga supaya daun tidak letoy dan tetap rapi.
Turus tanaman biasanya banyak dijual di toko-toko tanaman hias. Harganya bervariasi tergantung bahan dan panjang turus. Ada yang menjual per batangnya 10.000 rupiah  untuk ukuran 30 cm. Hingga 75 ribu rupiah untuk turus dengan panjang 2 meter.
Karena harganya cukup lumayan, saya pun mencoba untuk membuat sendiri turus tanaman dari barang-barang bekas yang ada di sekitar rumah. Batangnya bisa menggunakan pipa PVC bekas pompa air, tongkat sapu bekas, besi payung yang sudah rusak, hingga tongkat pemutar lampu yang sudah tidak digunakan lagi.
Bahan yang harus disediakan dengan cara membeli palingan cuma sabut kelapa yang harganya sangat terjangkau. Dengan beli 10.000 per bungkus, sudah cukup untuk membuat beberapa turus dengan tinggi yang bervariasi.
Prinsip utama yang saya terapkan untuk membuat turus ini adalah hindari menggunakan bahan kayu atau bambu sebagai tiang penyangganya. Sebabnya kayu atau bambu rentan lapuk dan dimakan rayap. Bahan pipa PVC menjadi pilihan terbaik karena bisa awet dan kuat.