Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Wow, Ternyata Begini Rasanya Disuntik Vaksin Booster

30 Januari 2022   07:40 Diperbarui: 3 Februari 2022   08:20 1913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata siapa pandemi virus corona sudah berakhir? Walau orang-orang mulai cuek dan justru tertawa jika diingatkan bahwa pandemi belum selesai, tapi faktanya memang masih banyak orang yang jadi korban virus laknat itu. 

Program vaksinasi sejauh ini menjadi salah satu faktor yang dinilai mampu mengerem laju virus antagonis itu. 

Masifnya penyuntikan vaksin terhadap masyarakat dinilai berhasil meningkatkan kekebalan kelompok masyarakat. 

Walau dengan catatan sebagian orang merasa terpaksa divaksin demi kemudahan untuk mengakses fasilitas publik. Tapi kebijakan yang diambil pemerintah buktinya telah berhasil mendorong jumlah anggota masyarakat yang menerima vaksin. 

Setelah sukses mendapatkan dua kali vaksin Sinovac, Kamis lalu saya mendapat kesempatan untuk mendapat vaksinasi ketiga atau booster. Syarat utamanya adalah telah dua kali vaksin dan mendapatkan tiket yang bisa dilihat pada aplikasi PeduliLindungi. 

Jika tiket tersebut belum muncul, mungkin disebabkan faktor belum memenuhi syarat jangka waktu 6 bulan setelah vaksin kedua. 

Untuk vaksinasi ketiga ini saya justru sempat dibuat ketar-ketir oleh info berseliweran yang mengatakan bahwa efeknya bakal lebih dahsyat dibandingkan dua kali suntikan sebelumnya. 

Yah, minimal sih otot tangan terasa nyeri di bekas suntikan. Ada pula yang mengaku ngantuk dan migrain. Ada pula yang mengatakan sempat tepar selama beberapa hari. 

Namun karena timbul keyakinan dalam diri sendiri bahwa vaksin booster ini memang penting, saya pun berusaha tetap percaya diri bahwa tidak bakalan ada efek samping yang parah terhadap diri sendiri. Toh, di dua vaksinasi awal, saya juga tidak merasakan efek apapun, kecuali terasa bak digigit semut. 

Jelang vaksinasi itu saya sebenarnya tidak menyiapkan diri secara khusus karena masih disibukkan pekerjaan yang mendesak. Maka jika seharusnya saya harus tidur cukup, hari itu terpaksa tidak bisa saya penuhi. 

Bahkan saya datang ke lokasi vaksinasi sore hari dan hampir ditolak karena nyaris terlambat. Tapi untungnya kuota masih tersedia dan saya pun bisa antre untuk divaksin. 

Seperti biasa, usai proses registrasi, calon penerima vaksin harus diperiksa tekanan darahnya. Setelah itu, petugas kesehatan menanyakan hal-hal terkait kondisi saya. 

Apakah saya mengonsumsi obat-obatan selain vitamin. Saya jawab tidak. 

Apakah saya pernah menderita penyakit-penyakit tertentu. Saya jawab tidak. 

Apakah saya pernah kena Covid-19. Saya juga jawab tidak. 

Kemudian ditanya pula apakah saya sudah sarapan dan makan siang. Saya sempat ngelag sebentar untuk menjawabnya, karena biasanya itu sebuah ajakan untuk makan bareng. Tapi untunglah saya sadar jika yang nanya mbak dokter, bukan untuk ngajak makan bareng. Hehe. 

Selanjutnya dokter menjelaskan bahwa vaksin booster yang akan saya dapatkan adalah setengah dosis Pfizer. Jika ada keluhan demam setelah vaksinasi, saya disarankan untuk meminum paracetamol. 

Ok, noted. 

Usai menjalani rangkaian proses itu, saya mesti pindah meja untuk mendapatkan vaksinasi. Petugas di meja ini tampak mengambil botol kecil berisi cairan vaksin yang kemudian ia pindahkan ke alat suntik. 

Saya harus memastikan melihat seluruh proses itu, sebagai antisipasi mengingat beberapa waktu lalu ada berita viral soal penyuntikan tanpa isi apapun. 

Nah, begitu jarum suntik masuk ke lengan kiri saya, rasanya kok agak beda dengan dua vaksinasi awal. Ini mah bukan digigit semut biasa. Ini mbahnya semut, pikir saya. Lebih strong dan nyeri, walau tak sesakit ketika perasaan bertepuk sebelah tangan. Eaa.. 

Usai disuntik, saya harus menunggu beberapa jam kemudian untuk mendapatkan sertifikat vaksin muncul di aplikasi PeduliLindungi. 

Trus gimana efeknya? Baru malam hari atau beberapa jam kemudian rasa nyeri otot di lengan kiri saya kian menguat. Tidur pun jika posisinya miring ke kiri bakal lumayan terasa. 

Sehari berikutnya saya masih merasakan nyeri otot lengan. Cukup mengganggu ketika memakai baju dan jaket, saat memasukkan tangan kiri. 

Kemudian saat berpegangan besi atas tatkala berdiri di KRL, lumayan terasa. Juga ketika saya menggerakkan tangan kiri saat memakai ransel. 

Namun, saya masih beryukur bahwa efek lainnya seperti migrain atau demam tidak menyerang saya. 

Kalau soal efek ngantuk, saya tidak begitu yakin, mengingat saya suntiknya sore dan baru ngantuk jam sembilan malam. Itu mah biasa tiap hari juga ngantuk jam segitu. 

... 

Walaupun lumayan juga kena nyeri otot, hal ini tidak membuat saya menyesal telah mendapatkan vaksinasi booster. 

Ini adalah salah satu ikhtiar saya untuk ikut meminimalisir penyebaran virus corona. Nyeri otot dua hari tidak ada artinya dibandingkan lelahnya para tenaga medis yang harus berjibaku merawat para penderita Covid-19. 

Juga sama sekali tak berarti dibandingkan dengan derita orang-orang yang secara ekonomi terdampak andai pembatasan kegiatan diterapkan jika kasus positif meledak. 

Nah, Anda sudah siap divaksin booster? Saya sarankan sih segera saja dapatkan booster. Terutama jika Anda termasuk penggemar kerumunan garis keras. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun