Sebaliknya, masih banyak berkeliaran di dunia ini kelompok perokok yang tidak tahu diri. Mengisap rokok di sembarang tempat tanpa menghiraukan keberadaan orang lain.
Ambil contoh adalah orang yang "klepas-klepus" menghisap rokok sambil mengendarai sepeda motor di jalan raya. Mungkin dikiranya jalan raya itu adalah asbak rokok berukuran luas.
Sudah banyak orang yang melaporkan bahwa dirinya terkena percikan api dari abu rokok pengendara sepeda motor di depannya. Bahkan sampai harus berobat ke dokter.
Eh, dasarnya memang cs-nya banyak, maka ada saja komentar yang membela kelakuan perokok macam ini.
"Makanya ada kaca helm tuh dipakai biar nggak kena abu rokok," tulis mereka di kolom komentar medsos.
Lha, gimana sih? Situ merokok juga kaca helmnya nggak digunakan. Sungguh logika berpikir yang mungkin sedang maintenance akibat kepulan asap rokok.
Perilaku miring perokok sambil berkendara motor ini juga setali tiga uang dengan perilaku orang yang merokok sambil berjalan kaki di tempat umum. Sungguh menyebalkan. Modelan begini nih sering saya temui saat berjalan kaki di pagi hari menuju stasiun KRL Commuterline, juga saat sudah turun dari kereta dan keluar dari stasiun.
Dengan santainya mereka berjalan sambil mengembuskan asap ke udara pagi. Karena sambil jalan kaki, maka asapnya pun terbang menerpa pejalan kaki di belakangnya. Benar-benar natural sekali kelakuannya. Berasa jalanan miliknya sendiri.
Namun demikian masih ada sisi positifnya, walau secuil, yaitu kejadian itu menginspirasi saya untuk menuliskan artikel ini. Terutama mas-mas tadi pagi yang sudah mengasapi saya tanpa sadar saat berjalan.
Saya juga masih berpikir positif bahwa hari-hari ini adalah hari-hari terakhir dia bisa merokok dengan harga yang masih terjangkau. Ya, harapannya tentu saja naiknya harga rokok awal tahun depan setidaknya bisa melenyapkan perilaku merokok di jalanan umum.
Kalau rokok jadi barang mahal kan sebaiknya dinikmati baik-baik di tempat yang layak sambil leyeh-leyeh dan ngopi-ngopi gitu loh. Risiko tanggung sendiri. Bukannya malah mengasapi orang lain yang sudah wangi mau berangkat kerja.