Paris Saint Germain (PSG) versus Manchester United (MU) bakal tersaji dalam babak 16 besar Liga Champions. Eh, tapi nggak jadi ding.
Gegara kesalahan teknis akibat perangkat lunak yang katanya error, pengundian babak 16 besar terpaksa diulang lagi. UEFA tiba-tiba saja jadi sorotan dunia.
Maka, gairah publik yang semula bergejolak membayangkan Lionel Messi bakal ketemu Cristiano Ronaldo lagi, seketika ambyar.
Dalam undian ulang, PSG bakal ketemu Real Madrid. Sedangkan fans MU bisa sedikit bernafas lega karena "cuma" ketemu Atletico Madrid.
Liverpool yang tadinya sudah mau pesan tiket pesawat ke Salzburg, mendadak berubah haluan menuju kota Milan lagi, kali ini ketemu Inter Milan. Walau dirasa dapat lawan yang lebih berat, tapi fans The Reds rata-rata tidak masalah jika harus ke San Siro lagi. Eh Giuseppe Meazza ding.
Inilah "prank" ala UEFA. Dampaknya ternyata sangat luas, bukan cuma sekedar berubahnya lawan yang akan dihadapi klub-klub yang lolos di 16 besar.
Paling konyol adalah berita-berita media online yang sudah terlanjur di-share ke mana-mana melalui berbagai platform. Bahkan pagi ini saya masih banyak menemukan ulasan dan prediksi pertandingan PSG versus MU.
Jejak digitalnya sudah ke mana-mana. Padahal belum lama diposting tapi sudah terasa basi.
Para awak media kelabakan. Harus bikin berita baru lagi, prediksi baru lagi, mengulik statistik pertandingan lagi, dan seterusnya.
Hal beginian juga bakal merepotkan bagi redaksi media cetak seperti surat kabar harian alias koran, kalau terlanjur naik cetak bagaimana? Untungnya waktu pengundian Liga Champions tersebut jika dikonversi ke waktu di Indonesia termasuk masih belum lewat tengah malam, waktu kritis di mana rata-rata media cetak sudah siap cetak.
Juga para pekerja desain yang mesti kerja dua kali untuk konten media sosial. Tadinya sudah capek-capek membuat desain hasil drawing 16 besar, eh pas lagi siap-siap mau ngopi-ngopi malah dapat kabar harus standby bikin desain baru nunggu hasil pengundian ulang.
Begitu pula para kreator konten lainnya. Barangkali ada YouTuber yang kadung sudah rekaman prediksi 16 besar Liga Champions tapi akhirnya tercengang karena usahanya sia-sia. Hanya pengundian Chelsea melawan Lille yang hasilnya sama saja, jodoh memang tak ke mana.
Para pundit atau pengamat bola profesional juga pasti mencak-mencak melihat situasi ini. Sudah kadung menyiapkan berbagai analisa antar tim, eh malah buyar. Mikir lagi deh.
Nah, jika dikaitkan dengan cuan, maka laga PSG versus MU yang sudah siap dijual jor-joran oleh para sponsor hingga rumah judi, tentunya bikin mereka kecele. Masih mending ada Real Madrid yang menggantikan MU untuk melawan PSG, tapi isu jualan utama soal Messi versus Ronaldo bakal menguap begitu saja.
UEFA kalau masih punya perasaan, tentu saat ini sedang panas dingin memikirkan nasibnya sendiri. Gara-gara blunder ini mereka mesti mengantisipasi andai ada gelombang kekecewaan yang bakal kembali mengusung ide Liga Super Eropa.
Isu settingan dan mafia di kubu UEFA kembali menggeliat. Ah, mungkin Mata Najwa berkenan memanggil Presiden UEFA untuk klarifikasi?
Round of 16 draw
Which tie are you most excited for?#UCLdraw | #UCL pic.twitter.com/QvZoT0yxqi--- UEFA Champions League (@ChampionsLeague) December 13, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H