Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pesan Makanan Nggak Pakai Ribet, Bisa Nggak Sih?

12 Desember 2021   10:27 Diperbarui: 12 Desember 2021   10:33 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu pagi enaknya sarapan bubur ayam. Maka dengan hati riang seraya mengusir rasa malas, saya pun bergegas menuju warung bubur ayam tak jauh dari rumah saya.

"Bu, buburnya empat, yang dua nggak pakai lada," pesan saya.

"Iya Mas," jawab si ibu sambil mengangguk.

"Pakai cakwe Mas?" tanyanya kemudian.

"Pakai bu."

"Pakai semua ya?" tanyanya lagi.

"Iya bu."

"Pakai daun bawang seledri?" tanyanya lagi.

"Pakai bu," jawab saya.

"Semua pakai ya?" tanyanya lagi.

"Iyaa bu..."

"Cuma yang nggak pakai lada dua saja ya?"

"Iya buuuu..."

Dalam hati saya malah jadi heran, kok si ibu ini justru banyak nanya-nanya sih? Kan pesanan saya sebenarnya cukup sederhana, pesan empat porsi dan yang dua porsi nggak pakai lada. Cukup itu saja.

Biasanya sih pembeli yang ribet pesennya, eh ini penjualnya ribet nanya-nanya.

"Maklum Mas, kebanyakan pembeli suka pesennya beda-beda, kalau saya nggak nanya lagi takutnya salah," ucap si ibu seolah membaca gesture saya yang rada kurang nyaman ditanya-tanya.

Mungkin pula si ibu teringat dengan saya yang dulu pernah beli bubur nggak pakai lada, eh justru dikasih lada. Barangkali beliau trauma.

Penjual makanan warungan memang harus ekstra sabar dan fokus menghadapi berbagai macam pembeli. Beraneka ragam pesanan yang kadang ajaib, bisa bikin bingung si penjual.

Kalau nggak fokus, ya mungkin pesan nggak pedas justru jadi pedas. Sebaliknya pesan pedas malah jadi nggak pedas. Itu pernah beberapa kali saya alami saat pesan nasi goreng, mie goreng dan lain-lain.

Pesan dengan varian pedas dan nggak pedas itu menurut saya masih standar dan wajar saja. Tapi kalau sudah pakai bermacam varian aneh-aneh, itu sih rada terlalu juga. Nggak kasihan apa sama yang jual?

"Bubur ayamnya nggak pakai ayam Bu, cakwenya dikit aja, porsinya setengah, kuahnya banyakin ya, tapi nggak banjir juga."

Nah, baru mau beranjak dari warung bubur itu, sudah ada pembeli di belakang saya yang memesan bubur dengan kombinasi nggak wajar.

Ya, mana ada bubur ayam nggak pakai ayam?

---

Saya bahkan pernah berdebat dengan seorang kawan yang punya kebiasaan unik saat memesan nasi goreng. Telornya harus dipisah, nggak dicampur nasi, nggak pakai sayuran, nggak pedas, nggak boleh ditaburi bawang goreng, dan gorengnya agak gosong dikit.

"Ya terserah aku dong, kan kita pembeli, biar pas dengan selera," ujarnya.

Uniknya, kalangan ini nggak bakal terima dengan pertanyaan menohok "kenapa nggak masak sendiri sih?"

"Orang penjualnya juga mau kok, emangnya yang jual kamu, pasti nggak laku tuh kalau jualan makanan," iya.. iya deh ngalah saja.

---

Sepanjang jual belinya dilakukan offline, mungkin tidak terlalu masalah. Tapi belakangan ini pemesanan makanan online juga sudah dimeriahkan dengan cara pesan yang cenderung ribet ini.

"Nggak enaknya kalau ambil pesanan food, kadang suka salah pesan Mas, maunya pesan nggak pakai ini itu, trus yang masak salah bikin, lha jadinya kita yang kena omelan," ujar seorang ojek online (ojol) dalam sebuah obrolan di jalan.

"Padahal sebelumnya udah saya chat apa pesanan sesuai aplikasi? Dijawabnya iya, tapi mintanya aneh-aneh," lanjutnya.

Sumber: Twitter/@wul2can
Sumber: Twitter/@wul2can

---

Nah, gaes. Tak bisakah kalian pesan yang wajar-wajar saja saat pesan makanan?

Resep dan sajian makanan tiap warung sebenarnya sudah default dari sononya. Itu resep andalan mereka, yang mereka banggakan ketika berani menjualnya. Lha kalau diubah-ubah sesuai settingan pembeli justru bisa jadi beda rasanya.

Lagi pula kalian nih beraninya sama penjual level warung. Coba kalau di restoran mewah? Masih berani nggak pesan nasi goreng telornya nggak dicampur ke nasinya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun