Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Harga Minyak Goreng Kian Mencekik, Air Fryer Kian Dilirik

4 Desember 2021   15:36 Diperbarui: 5 Desember 2021   14:33 9618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak lagi banyak pilihan minyak goreng di minimarket (foto by widikurniawan)

Jelang akhir tahun 2021, harga minyak goreng masih mengerikan dan kian mencekik. Sudah lebih dari sebulan ini konsumen minyak goreng dibuat pusing tujuh keliling.

Tiap kali ke minimarket, saya hanya bisa terpana melihat label harga minyak goreng. Kapan turunnya ini? Harga promo pun sudah jauh lebih mahal dibandingkan harga normal pada masa sebelum adanya kenaikan.

Pantauan terkini, Sabtu, 4/12/2021 siang, di sebuah minimarket di daerah Kabupaten Bogor, harga minyak goreng kemasan 2 liter mencapai Rp38.200, sedangkan kemasan 1 liter dibanderol Rp21.800.

Menantikan kembalinya harga sekitar Rp26.000 per 2 liter, tampaknya kini hanya jadi angan-angan saja.

Sudah begitu, pilihan merk minyak goreng kelapa sawit di etalase minimarket tersebut tampak berkurang. Seingat saya dulu biasanya merknya sangat beragam dan stoknya pun banyak. Tetapi belakangan hanya tersedia paling banter 3-4 merk saja.

Kondisi ini sepertinya bakal awet hingga tembus ke tahun depan. Jika demikian tentu dampaknya bakal sangat mengguncang kehidupan dapur. Dampak terhadap ketersediaan menu, hingga yang pasti pada stabilitas isi dompet.

Sebagai penggemar makanan yang mesti digoreng, terus terang membuat saya harus memutar otak andai harga minyak goreng tak kunjung kembali bersahabat. Bahkan saat membeli gorengan di warung, saya mesti lebih waspada dan mudah curiga andai ternyata si penjual menggunakan minyak dengan berulang kali tanpa batas, sebagai kiat menghadapi mahalnya harga minyak goreng.

"Makanya, ambil hikmahnya, memang harus mengurangi gorengan. Nih, sekarang pakai air fryer saja," ujar istri saya suatu hari.

Entah dia punya bakat jadi cenayang atau apa, ternyata hampir bersamaan dengan naiknya harga minyak goreng beberapa waktu lalu, istri saya sudah memesan air fryer secara online.

Mulai beralih ke air fryer

Semula saya tidak terlalu antusias, bahkan cenderung was-was memikirkan tagihan listrik naik dan merasa terancam bakal kehilangan nuansa masakan gorengan yang menggunakan minyak goreng biasa. Tapi begitu kemudian bermunculan makanan-makanan hasil sentuhan air fryer di meja makan, opini saya berubah terhadap alat tersebut.

Air fryer kapasitas kecil (foto by widikurniawan)
Air fryer kapasitas kecil (foto by widikurniawan)

Bayangkan saja, baru kali ini saya bisa menikmati lele goreng yang digoreng bukan di wajan dan tanpa minyak goreng (nah lho). Juga bisa-bisanya istri saya menggoreng ikan asin dengan rasa crunchy yang jauh lebih renyah daripada cara digoreng biasa.

Bebek ungkep siap goreng yang dijual frozen pun ternyata bisa disulap jadi sajian lezat dengan air fryer. Salah satu kelebihannya tentu saja anti gosong, karena sudah ada settingan pada air fryer agar tingkat kematangannya pas.

Eh, kok enak juga ya ternyata hasil dari air fryer ini.

Hmm, yummy deh... (foto by widikurniawan)
Hmm, yummy deh... (foto by widikurniawan)

Alat ini mampu menghasilkan makanan dengan tekstur renyah dan dianggap sebagai alternatif metode penggorengan dengan cara konvensional. Pemanasan dalam air fryer yang menggunakan teknologi sirkulasi udara berkecepatan tinggi mampu menghasilkan hasil mirip penggorengan dengan minyak, bahkan dianggap lebih sehat karena bisa meminimalkan penggunaan minyak goreng.

Air fryer di rumah kami memiliki kapasitas hanya 3 liter, tetapi rasa-rasanya sudah cukup karena di rumah kami penghuninya hanya empat orang. Mengenai kapasitas inilah yang mestinya menjadi salah satu pertimbangan jika seseorang hendak membeli air fryer.

Bahkan rekan saya yang tinggal ngekos sendirian serta ada pula yang ngejomblo di apartemen, sempat bercerita bahwa air fryer ukuran kecil menjadi salah satu andalannya dalam memasak. Ya, tidak perlu belepotan gegara minyak goreng nyiprat ke mana-mana dan tentunya praktis tinggal klik.

Soal listrik? Jika kita bandingkan di marketplace, memang beda-beda tiap produk dalam hal kapasitas watt-nya. Makanya melihat review produk di YouTube terkadang bisa menjadi cara terbaik untuk menentukan produk air fryer yang cocok buat di rumah kita.

Tapi yang jelas, saya cukup lega karena selama penggunaan air fryer sebulan terakhir, token listrik hanya berbunyi dua kali, sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Artinya, pemakaian listrik cukup aman walaupun ada pendatang baru berwujud air fryer.

Namun, meskipun sudah ada air fryer, dapur kami tetap butuh minyak goreng sawit. Alasannya, masih ada jenis masakan yang perlu digoreng menggunakan minyak, meskipun tidak banyak.

Ya kali mau bikin nasi goreng atau bakmi goreng jawa plus pete pakai air fryer?

Intinya, walaupun masih memerlukan membeli minyak goreng, tetapi tidak sebanyak dulu mengingat sudah ada air fryer.

Entah ada hubungannya dengan meroketnya harga minyak goreng atau tidak, tetapi jika dicermati di berbagai marketplace, semakin banyak orang yang menanyakan ketersediaan produk dan membelinya. Bisa jadi pula isu kesehatan juga berperan dalam hal keputusan membeli air fryer.

Spaghetti Brulee ala rumahan pun jadi (foto by widikurniawan)
Spaghetti Brulee ala rumahan pun jadi (foto by widikurniawan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun