Beberapa waktu lalu seiring meningkatnya kasus Covid-19, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker ganda.Â
Tak hanya diimbau, tetapi juga diwajibkan ketika melakukan perjalanan menggunakan transportasi umum maupun mengakses tempat-tempat tertentu.
Masker ganda yang disarankan merupakan kombinasi dari masker medis atau bedah dengan masker kain. Tidak disarankan untuk melapisi masker bedah dengan masker bedah lainnya, karena justru tidak akan memberikan perlindungan yang maksimal.
Jenis masker yang dikecualikan dipakai secara ganda adalah N95, KN95 dan KF94, karena disinyalir memiliki efektivitas dalam menyaring udara sangat baik.
Penerapan kewajiban memakai masker ganda atau jenis N95, KN95 serta KF94 di berbagai fasilitas transportasi umum seperti stasiun, terminal, dan bandara semula terbilang ketat. Bahkan jika ada calon penumpang yang mencoba masuk hanya mengenakan masker bedah selembar, petugas bakal menegurnya dan melarang masuk.
Tetapi begitu level PPKM menurun, sepertinya menurun pula kedisiplinan para pengguna transportasi umum untuk menggunakan masker ganda. Padahal seperti kita tahu, varian Omicron tengah mengintai saat ini.
Menurunnya kedisiplinan memakai masker ganda bisa kita lihat di area Stasiun KRL Commuterline di Jabodetabek. Sebelum masuk area stasiun, calon penumpang akan menjalani serangkaian prosedur pemeriksaan, mulai dari scan QR code aplikasi PeduliLindungi, pemakaian masker, hingga pemeriksaan suhu tubuh.
Namun, sepertinya petugas pun tidak optimal melaksanakan tugasnya memelototi satu per satu orang dari sekian ratus penumpang tiap harinya. Kenyataannya banyak penumpang yang lolos masuk dan naik kereta hanya mengenakan masker bedah saja.
Petugas juga manusia, dan saya memahaminya. Terlebih jika pagi hari di kala jam sibuk, dan pastinya mereka rata-rata belum sarapan juga. Ya mana mungkin sempat sarapan, kalau usai Subuh sudah berdatangan para pencari nafkah ke ibu kota.
Inilah yang kemungkinan membuat fokus petugas pun menurun, seiring kebandelan dan menurunnya tingkat kedisiplinan penumpang.
Kini, sangat mudah kita melemparkan pandangan dan menemukan penumpang kereta yang memakai masker ala kadarnya. Entah itu cukup selembar masker bedah saja, atau justru selembar masker kain yang sudah terlihat tidak layak pakai.
Jadi, apakah aturan masker ganda sudah tidak berlaku lagi? Apakah saya yang kudet alias kurang update?
Di satu sisi, sebenarnya sangat manusiawi ketika seseorang terlihat memakai masker yang sudah lusuh. Bisa jadi baginya, anggaran membeli masker tiap hari sangatlah memberatkan.
Saya pernah mengulasnya di sini:
Namun, saat ini kita bicara di moda transportasi umum dengan kepadatan penumpang yang ngeri-ngeri sedap. Sangat susah menerapkan aturan jarak minimal 1 meter antar penumpang. Terlebih di KRL Commuterline. Antrean masuk peron hanyalah menandakan kembalinya antusiasme penumpang menggunakan moda ini.
Moda bus transjakarta bahkan sudah meniadakan jarak tempat duduk. Tak ada lagi tanda silang pada kursi-kursi di dalam bus.
Sedangkan di MRT Jakarta, masih lebih baik walaupun terkadang dicemari dengan penumpang-penumpang yang bandel. Jenis penumpang ini pada saat masuk stasiun mengenakan masker sesuai persyaratan. Tetapi begitu di dalam MRT mereka terkadang melepasnya karena merasa engap, atau bahkan sengaja melepas demi senyum cemerlang ketika berpose dan difoto kawannya untuk bahan konten medsos. Tentu saja mereka berani karena saat itu tidak ada petugas di gerbong tersebut.
Pandemi Covid-19 belumlah selesai, walau sebagian orang menganggapnya sudah kelar dan hanya drama buatan saja.
Kini dunia menghadapi varian Omicron yang konon sangat digdaya. Maka dari itu sudah semestinya area publik semacam transportasi massal menjadi perhatian khusus. Inilah tempat di mana orang-orang berkumpul dalam jarak sangat dekat dalam kurun waktu yang tidak sebentar.
Jangan sampai hanya gegara masalah sepele karena kurang disiplinnya menggunakan masker justru menjadi bumerang bagi kita semua. Ampun deh.
Yuk bisa yuk, kembali disiplin dan terapkan protokol kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H