Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Petugas: Kalau Nggak Mau Antre Berangkatnya Lebih Pagi!

1 Desember 2021   21:30 Diperbarui: 2 Desember 2021   04:50 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada yang terduduk, kelelahan lama mengantre (foto by widikurniawan)

Waktu menunjukkan pukul 06.35 WIB, ketika halaman parkir Stasiun Bojonggede, Kabupaten Bogor tampak dipenuhi oleh ratusan manusia yang berdiri mengantre.

Mereka berdiri dalam barisan sesuai jurusan KRL yang akan dinaikinya. Ada dua kelompok, yaitu jurusan ke Stasiun Jakarta Kota dan satu lagi tujuan ke Tanah Abang.

Dua kelompok antrean itu akan bergantian masuk melalui pintu elektronik menuju peron stasiun dengan panduan petugas. Penumpang masuk ke peron disesuaikan dengan jurusan KRL yang datang dari arah Bogor.

Antre tapi perhatikan jarak ya... (foto by widikurniawan)
Antre tapi perhatikan jarak ya... (foto by widikurniawan)

"Eh, Bu.. Bu..!! Dewasa dikit dong Bu! Tertib dong Bu!" tiba-tiba suara seorang petugas menarik perhatian orang-orang.

Sambil memandu antrean penumpang yang diperbolehkan masuk, petugas itu tampak menceramahi seorang penumpang perempuan.

"Bu! Ibu bisa antre di belakang nggak? Ibu giliran masuknya nanti Bu!"

Si ibu yang ditegurnya justru tampak cuek bebek. Ia masih saja nempel di tubuh seorang penumpang di depannya yang sudah berhak masuk, menguntitnya dari belakang supaya bisa berjalan masuk stasiun tanpa hadangan petugas.

"Bu! Kalau nggak mau antre berangkatnya lebih pagi! Jangan kayak gini!" Omel si petugas.

Ya memang sih, jam segitu rasanya memang sudah kesiangan dan banyak orang buru-buru karenanya. Sedangkan di waktu usai Subuh hingga di bawah jam enam pagi, bahkan nyaris tidak ada antrean karena belum terlalu ramai orang datang ke stasiun.

Petugas membelah antrean, yang di belakang masuk giliran selanjutnya. Tapi selalu saja ada yang coba menerobos (foto by widikurniawan)
Petugas membelah antrean, yang di belakang masuk giliran selanjutnya. Tapi selalu saja ada yang coba menerobos (foto by widikurniawan)

---

Kejadian cekcok petugas versus penumpang seperti itu bukan cuma sekali dua kali terjadi dalam antrean masuk stasiun KRL Commuterline. 

Petugas keamanan stasiun seolah sudah kenyang menghadapi berbagai tipe penumpang. Ada yang protes, ada yang nggak mau diatur, ada pula tipe penumpang curang.

Maksudnya curang, tipe penumpang ini sering mengelabui petugas dengan mengaku tujuan perjalanannya ke arah Bogor yang nyaris sepi karena melawan arus di saat jam sibuk. Tapi kenyataannya ketika sudah diperbolehkan masuk dan berada di dalam stasiun, rupanya ia ikut naik ke arah Jakarta.

Ada pula modus pura-pura mengisi saldo tiket elektronik di loket yang dekat dengan pintu taping. Begitu petugas lengah, penumpang jenis ini akan menyelinap masuk menerobos antrean. Sejurus kemudian ia sudah berada di area peron tanpa harus antre panjang.

Memang tidak ada orang yang suka mengantre. Antre bukanlah sejenis hobi yang bisa dinikmati orang.

Rata-rata antrean untuk masuk ke dalam stasiun bisa memakan waktu 20 hingga 30 menit. Lumayan pegel juga.

Tapi apa boleh buat karena memang aturannya demikian adanya untuk saat ini. Sebelum pandemi Covid-19 menyerang, tidak ada antrean masuk semacam ini.

Ada yang terduduk, kelelahan lama mengantre (foto by widikurniawan)
Ada yang terduduk, kelelahan lama mengantre (foto by widikurniawan)

Antrean baris berbaris di luar stasiun adalah cara pihak KRL untuk mengurangi kepadatan penumpang dalam kereta. Setidaknya walau ramai orang karena sebagian besar pekerja sudah aktif kembali, tetapi kepadatan dalam gerbong tidaklah se-ekstrem dahulu kala.

Dulu antar penumpang bisa saling tempel, saling dorong, saling sikut, dan saling injak. Mau bergerak saja susah ketika sudah terjebak kepadatan penumpang di jam sibuk.

Kini walau sudah berangsur menuju padat kembali, tapi karena diberlakukan antrean masuk maka setidaknya situasi di dalam kereta masih ada jarak antar penumpang. Iya ada sih, walau jaraknya cukup beberapa senti meter saja.

Selalu saja ada kejadian unik saat mengantre (foto by widikurniawan)
Selalu saja ada kejadian unik saat mengantre (foto by widikurniawan)

Entah sampai kapan sistem antrean begini tetap berlaku. Pihak KRL sendiri selalu menyarankan agar penumpang bisa mengatur perjalanannya agar tidak numpuk di satu waktu bersamaan. Ya, solusi yang sebenarnya hanya "seolah-olah solusi" karena memang kenyataannya susah mengatur hak orang untuk bepergian.

Para penumpang yang rela antre demi naik KRL pun sebenarnya tidak punya pilihan lain. Moda KRL Commuterline adalah transportasi andalan murah meriah yang bisa membawa pergi ke tempat mencari nafkah.

Jakarta adalah kota tujuan tempat mereka mengais rejeki. Andai pendapatannya tumpah ruah, tentu mereka ini tidak akan tinggal di pinggiran ibu kota, yakni Bodetabek, melainkan sanggup memiliki tempat tinggal di Jakarta yang wah. Dan tentunya tak perlulah bersusah payah naik transportasi umum macam KRL Commuterline ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun