Dulu antar penumpang bisa saling tempel, saling dorong, saling sikut, dan saling injak. Mau bergerak saja susah ketika sudah terjebak kepadatan penumpang di jam sibuk.
Kini walau sudah berangsur menuju padat kembali, tapi karena diberlakukan antrean masuk maka setidaknya situasi di dalam kereta masih ada jarak antar penumpang. Iya ada sih, walau jaraknya cukup beberapa senti meter saja.
Entah sampai kapan sistem antrean begini tetap berlaku. Pihak KRL sendiri selalu menyarankan agar penumpang bisa mengatur perjalanannya agar tidak numpuk di satu waktu bersamaan. Ya, solusi yang sebenarnya hanya "seolah-olah solusi" karena memang kenyataannya susah mengatur hak orang untuk bepergian.
Para penumpang yang rela antre demi naik KRL pun sebenarnya tidak punya pilihan lain. Moda KRL Commuterline adalah transportasi andalan murah meriah yang bisa membawa pergi ke tempat mencari nafkah.
Jakarta adalah kota tujuan tempat mereka mengais rejeki. Andai pendapatannya tumpah ruah, tentu mereka ini tidak akan tinggal di pinggiran ibu kota, yakni Bodetabek, melainkan sanggup memiliki tempat tinggal di Jakarta yang wah. Dan tentunya tak perlulah bersusah payah naik transportasi umum macam KRL Commuterline ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H