Tak habis cerita dari Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Belum kelar masyarakat bergosip tentang video unboxing kargo milik tim Ducati, kemudian muncul pula foto viral yang memperlihatkan beberapa orang nonton ajang Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) 2021 dengan cara memanjat pohon yang ada di luar Sirkuit Mandalika.
Luar biasa memang.
Tak cuma itu, foto-foto yang beredar di dunia maya juga memperlihatkan warga naik ke atas truk demi bisa nonton balapan.
Benar-benar kreatif dengan balutan kearifan lokal.
Reaksi netizen jelas beragam, ada yang mendukung, ada pula yang merasa malu. Duh bagi yang malu, saya justru malu lho kalau kalian malu.
Kenapa harus malu coba? Justru kalau dilihat oleh masyarakat di belahan dunia yang konon sudah maju di sono, mungkin kelakuan kita ini bisa menginspirasi mereka. Begini nih cara life hack nonton balapan gratis.
Jangan salahkan mereka yang sudah berupaya manjat pohon. Kegiatan itu juga butuh adrenalin, seperti sifat balapan di sirkuit yang jelas menantang adrenalin dan menyabung nyawa.
Jadi kalau nonton balapan motor dengan cara biasa-biasa saja, bayar tiket, duduk di kursi sambil ngemil.. pfffttt... tantangannya di mana coba? Jelas kalah dong sama rasa "deg-degan" yang juga dialami oleh penonton yang manjat pohon. Mereka ini harus bisa membagi fokus menonton balapan sambil menjaga dirinya agar tidak kepeleset dan terjungkal dari pohon.
Manjat pohon untuk nonton pertandingan atau jenis pertunjukan lainnya sebenarnya sudah mengakar sebagai kearifan lokal masyarakat kita. Nonton sepak bola juga gitu kok, ada pula yang melakukannya saat ada konser musik.
Prinsip "kalau bisa gratis ngapain bayar", sudah menjadi pegangan hidup kita. Ujungnya jelas, demi memenuhi kebutuhan hidup akan hiburan, tetapi di satu sisi kondisi finansial juga aman.
Eh, tapinya... belum juga ajang WSBK mulai, ternyata aparat yang berwajib di NTB sudah bergerak cepat untuk menebang sejumlah pohon di area pinggir Sirkuit Mandalika.
Tega ih.
Meskipun itu hak yang punya tanah dan pohon, tapi menebang pohon dengan alasan supaya tidak dipanjat orang lagi jelas perlu didebat.
Di belahan dunia manapun yang namanya gerakan menanam pohon itu menjadi hal yang mulia, eh kok sekarang ada pohon nggak salah apa-apa justru ditebang.
Kata panitia, untuk event awal IATC waktu itu sebenarnya gratis lho buat masyarakat setempat. Tapi syaratnya harus sudah vaksin dan pakai aplikasi PeduliLindungi. Jadi warga yang nekat manjat pohon dinsinyalir belum divaksin.
Nah, untuk mengantisipasi warga supaya nggak sembarangan manjat pohon sebenarnya sederhana sekali. Cukup wajibkan pemanjat pohon untuk melakukan scan QR code PeduliLindungi. Â Jadi nanti di riwayat check in bakal muncul riwayat "Pohon di Pinggir Pagar Sirkuit Mandalika". Unik lho.
Kalau begitu, sudah pasti yang belum vaksin nggak bakalan nekat memanjat lagi. Pun yang sudah vaksin mendingan nonton di dalam sirkuit saja, kan udah dikasih gratis.
Duh, solusi beginian saja kok nggak kepikiran sih?
Lain lagi kalau pas ajang WSBK nanti yang mungkin nggak ada alokasi tiket gratis bagi warga lokal. Dari pada ditebang pohonnya lebih baik pasang saja baliho di dekat pagar yang bisa mengganggu pandangan penonton ke arah sirkuit.
Baliho apa kek, soal corona dan arti penting vaksin kek. Sekalian kampanye ngajakin mereka yang masih enggan divaksin. Atau mungkin bisa dipasang di situ, baliho tentang kepak sayap itu lho. Kan lumayan jadi ada manfaatnya daripada pohon yang jadi korban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H