Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Ngeri-ngeri Sedap, Pasien Covid-19 Menggunakan Transportasi Online

5 September 2021   17:33 Diperbarui: 5 September 2021   17:44 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Unsplash.com/Charles Deluvio

"Saya pasti nggak mau bawa dong, lebih baik cancel kalau ada penumpang yang bilang dia kena Covid," ujar seorang pengemudi taksi online.

Dia menjawab pertanyaan saya andai ketemu penumpang yang dari awal sudah jujur mengatakan bahwa dia positif Covid-19 dan minta diantarkan ke rumah sakit.

"Takut Mas, bukannya apa-apa, saya mikirnya juga buat keselamatan penumpang selanjutnya," lanjutnya.

Pengemudi tersebut juga mengatakan bahwa ia memiliki pengalaman membawa penumpang yang ternyata positif Covid-19. Tetapi karena sudah terlanjur jalan, maka ia sebagai pengemudi tidak bisa meng-cancel melalui aplikasinya.

"Saya sebenarnya sudah curiga, penumpang itu naik dari halte nggak jauh dari rumah sakit. Rupanya ia dirujuk untuk dirawat ke rumah sakit lainnya. Saya sengaja bertanya untuk mengetahui responnya. Baru ketahuan setelah orang itu ngaku positif, nafasnya aja sudah kelihatan susah," ceritanya.

"Langsung aja saya matikan AC mobil dan buka jendela, setelah turun baru saya bersihkan mobil, saya semprot semua, dan saya berjemur sampai dua jam. Ngeri juga Mas," lanjutnya.

Meskipun sudah divaksin, pengemudi itu merasa tidak nyaman ketika membawa pasien Covid-19. Untungnya, walau demikian tidak membuat dirinya tertular virus corona.

---

Kebutuhan transportasi bagi orang yang positif Covid-19 sebenarnya tak terelakkan. Orang tersebut butuh transportasi untuk pergi ke rumah sakit, ke tempat rujukan, ataupun ke tempat isolasi. Faktanya fasilitas kendaraan khusus seperti ambulans tidak mudah untuk didapat, belum lagi biaya yang tak sedikit, juga karena faktor informasi yang minim.

Ada pula orang yang sekedar ingin melakukan tes swab antigen atau PCR menggunakan transportasi online. Lha kalau ternyata hasilnya positif kan beresiko juga buat pengemudi yang membawanya.

Tidak semua orang juga memiliki kendaraan pribadi. Maka sebenarnya bisa dimengerti jika transportasi online menjadi alternatif kendaraan yang diandalkan oleh mereka yang positif Covid-19.

Masalahnya, si pengemudi tidak akan pernah tahu kondisi penumpangnya andai tidak ada pengakuan. Inilah yang berbahaya.

Dua perusahaan aplikasi transportasi online di Indonesia, Gojek dan Grab, tidak secara gamblang menyatakan bahwa layanan mobil dan motornya bisa digunakan untuk membawa pasien Covid-19. Bahkan berdasarkan penelusuran melalui kedua aplikasi, hanya Grab yang memiliki layanan tambahan dengan tajuk GrabProtect yang diklaim menerapkan protokol kesehatan lebih ketat dibandingkan layanan regulernya.

Layanan tersebut antara lain menambahkan fasilitas partisi plastik untuk melindungi pengemudi dan penumpang. Pengemudi GrabProtect menurut informasi di aplikasinya juga dibekali pelatihan dan SOP khusus, serta wajib menggunakan APD berupa masker, sarung tangan, dan hand sanitizer.

Namun apakah dengan fasilitas seperti itu berarti layanan tersebut bisa digunakan oleh pasien Covid-19, baik yang OTG maupun yang butuh tumpangan menuju rumah sakit, sepertinya tidak ada informasi yang jelas oleh penyedia jasa.

Maka demi kenyamanan dan keamanan bersama, sebaiknya penumpang pada saat memesan melalui aplikasi wajib memberi tahu pengemudi tentang kondisinya. Jika pengemudi bersedia, tentu bisa dilanjutkan dengan segala protokol yang menyertainya.

Hingga saat ini, perusahaan transportasi yang secara khusus menyediakan fasilitas untuk membawa pasien Covid-19 adalah Blue Bird. Sejak beberapa bulan lalu mereka menyediakan layanan khusus Goldenbird Special Care untuk membawa penumpang positif Covid-19 yang butuh penanganan darurat untuk pergi ke lokasi rujukan kesehatan.

Bahkan pengemudinya sudah dibekali APD lengkap termasuk baju hazmat. Termasuk unit kendaraan yang berbeda dan tidak digunakan untuk mengangkut penumpang umum lainnya.

Inovasi hadirnya layanan tersebut layak diapresiasi meskipun untuk pemesanannya masih belum menggunakan aplikasi khusus, melainkan melalui call center dan pesan WhatsApp.

---

Transportasi khusus bagi pasien Covid-19 memang sangat diperlukan hadir di negeri ini guna membantu berperang melawan pandemi Covid-19. Terutama bagi mereka yang baru merasakan gejala dan ingin memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Demikian pula bagi orang tanpa gejala yang hendak menuju tempat isolasi.

Sangat rawan apabila orang-orang dengan kondisi seperti ini dibiarkan saja tanpa kontrol untuk menggunakan transportasi umum maupun transportasi berbasis aplikasi. Di sisi lain, masyarakat tidak bisa terus mengandalkan ambulans mengingat keterbatasannya.

Mungkin bagi perusahaan aplikasi transportasi online, menyediakan layanan bagi mereka tidak akan menguntungkan secara hitung-hitungan profit. Tetapi sebenarnya dengan adanya layanan khusus bagi penumpang Covid-19 bisa jadi akan mempercepat pulihnya kondisi negeri ini, dan tentunya diharapkan membantu mempercepat pulihnya bisnis seperti sebelum pandemi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun