Kemudian untuk perlombaan makan kerupuk, tentu sudah dipahami oleh banyak orang. Siapa cepat menghabiskan kerupuk yang digantung di tali, maka dialah pemenangnya. Kesulitannya tentu saja sulit menggigit kerupuk yang melayang-layang.
Tentu saja hal ini sering bikin gemas si peserta lomba. Jika tidak kuat menahan diri bisa-bisa justru tangan ikut bermain untuk memegangi kerupuk agar stabil dan mudah dimakan.
"Eh.. eh... Tangannya mau ngapain tuh?!" inilah teriakan keseruan perlombaan hari ini.
Meskipun yang tanding cuma si kakak versus si bungsu, serta saya versus bundanya anak-anak, tapi kehebohan dan keseruannya cukup membuat seisi rumah meriah dan ceria.
Ada satu hal yang ditekankan dalam perlombaan keluarga ini, yaitu kompetitif tapi sportif. Menang atau kalah tidak masalah, yang penting tidak ada pihak yang berbuat curang.
Ternyata perlombaan di rumah ini juga selaras dengan tugas yang diberikan oleh sekolah si kakak. Jadi setiap siswa diberikan tugas membuat satu perlombaan tujuhbelasan bersama keluarganya dan siswa membuat laporan mengenainya.
Maksud dari tugas tersebut selain merayakan peringatan kemerdekaan, juga sebagai medium meningkatkan bonding antar anggota keluarga sekaligus agar anak-anak yang selama ini fokus belajar di rumah memiliki kegiatan untuk menggerakkan badannya.
Ah, betapa menyenangkan hari ini. Anak-anak bisa bergembira dan juga mendapat pembelajaran tentang cinta tanah air.