Alasan yang kerap dikemukakan oleh yang pro dengan pencetakan sertifikat vaksin adalah tidak ingin repot saat kejadian HP-nya hilang.
Well, kalau saya sih HP alias smartphone justru saya waspadai terus agar posisinya selalu aman dan tidak pernah jauh dari saya. Sedangkan kartu?Â
Duh, selama ini justru saya beberapa kali kehilangan kartu yang sering saya gunakan sehari-hari, misalnya kartu multitrip untuk naik KRL Commuterline, serta kartu tiket MRT Jakarta yang sudah berganti setidaknya tiga kali dalam setahun ini karena hilang entah ke mana.
Kalau kartu sudah hilang, bukankah rentan juga terhadap pencurian data?
4. Takut HP habis batere saat jalan-jalan? Ah, jangan mengada-ada
Saat ini, peraturan menunjukkan kartu vaksin memang untuk keperluan yang masuk kategori "jalan-jalan". Nah, kalau ada orang takut kehabisan batere HP saat hendak jalan ke mal, ya sudah nggak usah ke mal. Gitu aja kok repot.
Intinya aturan ini dibuat masih dalam rangka membatasi pergerakan masyarakat dalam situasi pandemi Covid-19. So, namanya lagi pandemi semestinya bisa dong menahan nafsu jalan-jalan ke mal. Mestinya juga sanggup dong membatasi diri untuk tidak makan di restoran atau nongkrong di kafe?
Lagipula, jika mengalami kejadian habis batere HP ketika berada di stasiun atau bandara, kita dapat dengan mudah menggunakan fasilitas pengisian daya yang biasanya tersedia gratis. Kalau masih nggak ada juga, ya tinggal pinjam orang atau teman kan gampang.
Kalau masih nggak bisa lagi? Ya tidur aja di rumah, lebih aman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI