Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelecehan Seksual, Stop Menyalahkan dan Menertawakan Korban

13 Juni 2021   13:54 Diperbarui: 13 Juni 2021   15:42 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber foto: Pexels.com/MART PRODUCTION)

Kurangnya empati adalah salah satu faktor yang menyebabkan orang-orang mudah menyalahkan korban. Mereka tidak bisa berpikir jauh andai saja kejadian tersebut menimpa dirinya, keluarganya atau orang terdekatnya.

Pada kejadian yang menimpa diri saya, mungkin tidak seberat kejadian yang menimpa korban-korban pelecehan seksual lainnya. Tapi bukan berarti bisa ditertawakan atau justru menyalahkan tindakan saya yang tidak langsung main jotos saja membuat babak belur pelaku.

Saya masih bersyukur bisa memergoki perbuatan pelaku. Coba andai tidak. Atau coba bayangkan jika orang lain yang jadi korban dan rekaman saat berada di toilet umum beredar ke mana-mana.

Menjadi korban selalu saja berat. Tidak hanya berperang dengan trauma saat kejadian. Tetapi ketika speak up justru mendapat ragam tanggapan yang kadang memperberat situasi. Padahal dengan berbicara, selain bertujuan membuat jera pelaku, korban justru sedang berusaha membantu banyak orang agar bisa belajar dari peristiwa yang dialaminya.

Itulah mengapa saya tidak malu untuk menceriterakan kejadian yang saya alami pada orang-orang. Ini adalah salah satu cara mencegah pelecehan bagi orang lain. Saya berharap semoga orang-orang yang membaca atau mendengarkan cerita saya bisa ikut mempersempit ruang gerak pelaku-pelaku pelecehan seksual seperti itu. Paling tidak, ketika berada di toilet umum selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap orang-orang yang berada di situ. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun