"Libur Pak? Mau jalan-jalan nih?" sapa saya basa-basi kepada seorang tetangga pagi tadi.
"Iya nih, mau ke Tanah Abang, biasalah udah mau lebaran," jawabnya tanpa beban.
Saya mencoba tetap stay cool mendengar jawabannya, padahal dalam hati miris. Seketika itu juga pikiran saya tertuju pada berita padatnya kawasan grosir Tanah Abang di hari Sabtu, 1 Mei kemarin.
Dalam hati saya menyesalkan rencananya hendak ikut-ikutan menuh-menuhin Tanah Abang. Tapi nggak mungkin juga di depannya saya melemparkan pertanyaan seperti:
"Emang nggak takut corona Pak?" atau "Nggak belanja online aja Pak buat lebaran?".
Maka ketika setelahnya saya mendapati berita-berita tentang betapa padatnya pusat grosir Tanah Abang di hari Minggu, 2 Mei 2021, saya hanya bisa berharap orang-orang itu tidak saling menularkan virus dan tidak membawanya pulang ke rumah masing-masing.
Mungkin makin banyak orang yang bosan membahas soal pandemi virus corona. Ya kalau sampeyan termasuk yang sudah bosan dan jengah, silakan nggak perlu lanjutkan baca tulisan ini. Atau kalau perlu silakan tinggalkan rating "Tidak Menarik" di bawah ini, karena itulah rating paling jelek yang bisa diberikan oleh pembaca, mengingat tidak tersedia rating "Basi" atau "Membosankan".
Eniwei, untuk sekedar diketahui saja, bagi saya corona memang nyata. Dari tahun 2020 hingga detik ini, tidak ada jumlah kematian dan sakit yang diderita oleh kenalan dan kerabat saya sebanyak ini dibandingkan periode tahun-tahun sebelumnya. Itu sebagian besar karena andil virus corona.
Kembali ke Tanah Abang.
Momen weekend ini memang terasa pas sebagai waktu untuk sebagian masyarakat berbelanja kebutuhan lebaran. Tanggal muda habis gajian, ditambah sebagian orang sudah terima THR dari tempatnya bekerja.
Lalu kenapa harus Tanah Abang?