Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Raffi Ahmad adalah Kita, Kenapa Harus Dihujat?

15 Januari 2021   16:03 Diperbarui: 15 Januari 2021   16:17 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raffi Ahmad sedang menuai hujatan publik. Gara-gara kepergok foto bareng tanpa masker dan jaga jarak di sebuah pesta usai divaksin.

Nggak pantas dan nggak elok bagi seorang yang dianggap mewakili kaum milenial. Seharusnya kepercayaan sebagai penerima vaksin di hari pertama dapat dipertanggungjawabkan kepada khalayak. Seharusnya Raffi justru makin giat mengedukasi masyarakat untuk terus mengedepankan protokol kesehatan meskipun sudah divaksin sekalipun.

Tapi...

Realitanya kan nggak gitu. Raffi tetaplah Raffi. Hal yang wajar sebenarnya kalau Raffi party-party, kongkow-kongkow dan seru-seruan. Dia memang kerja di industri hiburan. Itulah kenapa dia bisa memiliki banyak followers. Banyak orang kagum dan berharap jadi seperti Raffi. Idola gitu loh.

Sekitar Oktober 2020 lalu saya melihat sosok Raffi Ahmad beserta beberapa orang yang tampak seperti kru televisi. Kami sama-sama menunggu di depan lift di sebuah hotel di Depok, Jawa Barat. Saya duga Raffi ada di hotel itu untuk keperluan syuting.

Kenapa saya tahu bahwa sosok itu adalah Raffi Ahmad? Ya jelas karena wajahnya kelihatan gantengnya, wong dia nggak pakai masker. Cuma pakai face shield yang dibilang oleh ahli kesehatan nggak ada gunanya itu.

Saat itu Raffi tidak bisa mengenali saya karena saya memang memakai masker. Jelaslah, andai saya buka masker pun, Raffi juga nggak bakal kenal saya. Emang saya siapa?

Jadi, Raffi tanpa masker dan beredar di mana-mana saat pandemi tidak mengagetkan saya. Biasa saja.

Anehnya, ketika saat ini Raffi Ahmad disorot gara-gara usai divaksin malah pesta-pesta dengan mengabaikan protokol kesehatan, ramai-ramai hujatan dilemparkan seolah kesalahan hanya ada di sosok Raffi semata.

Bentar... bentar... Punya cermin nggak?

Iya kalian yang selama pandemi ini masih suka keluyuran tanpa masker, yang masih demen nongkrong di kafe sambil ngakak bareng-bareng friends. Kalaupun modalnya cekak, sukanya nongkrong di pengkolan kompleks sambil ngerokok dan ngopi-ngopi.

Kalian yang kalau ketemu teman lalu foto bareng mirip pose Raffi, Gigi, Anya dan kawan-kawan itu. Juga yang ngakunya pekerja kantoran tapi masih suka meeting dalam satu ruangan dan lanjut foto bareng tanpa jaga jarak dan bahkan tanpa masker. Foto itu lalu diupload di medsos dengan caption ngomongin kerjaan yang seolah-olah paling penting di dunia.

Kalian yang pas liburan sangat antusias pergi ke Puncak atau jalan-jalan ke daerah wisata lainnya. Seolah-olah pakai masker padahal posisinya cuma nangkring di dagu atau malah maskernya gelantungan di salah satu kuping kalian. Itu masker atau anting-anting, hei?

Kalau keseharian kalian masih gitu-gitu dan selalu abai protokol kesehatan, ya ngapain coba ikut koar-koar menghujat Raffi Ahmad? Itu sama saja kalian berdiri di depan cermin sambil nunjuk-nunjuk muka sendiri.

Malu ah.

Coba direnungkan dalam-dalam. Betapa Raffi mirip banget kelakuannya dengan sebagian besar masyarakat. Takut pandemi kadang cuma di mulut saja, tapi perilakunya covid-able banget. Raffi adalah kita, masyarakat biasa yang abai.

"Raffi" pun ada di mana-mana. Di perkantoran, di kampus, di pasar, di jalanan, di tongkrongan dan masih banyak lagi.

Jadi kalau dipikir-pikir, ada benarnya juga menunjuk dia jadi perwakilan milenial sebagai penerima vaksin. Coba deh kalau Raffi enggak berbuat aneh-aneh gitu usai divaksin? Bisa jadi masyarakat juga enggak dapat edukasi dan contoh yang tepat bahwa usai divaksin pun seseorang harus tetap menjaga protokol kesehatan.

Buktinya gara-gara kasus Raffi kemudian banyak yang bertanya-tanya.

"Emangnya kalau udah divaksin masih harus pakai masker?"

Tuh kan, pertanyaan lugu tersebut masih berserakan. Membuktikan bahwa edukasi tentang vaksin dan pandemi masih belum merata. So, berterima kasihlah pada Raffi Ahmad, dia bekerja sebagai influencer dengan sangat baik dan riil.

Nah tapi, emangnya nggak boleh mengkritik Raffi, kan dia emang berbuat nggak bener?

Boleh kok, silakan saja kritik Raffi Ahmad, tapi sebaiknya pastikan dulu kalian memang termasuk orang yang peduli terhadap protokol kesehatan. Gitu ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun