Ternyata bukan hal yang mustahil bagi seseorang untuk melakukan budidaya ikan lele meskipun hanya memiliki lahan cuma secuil di halaman rumah. Inilah yang telah saya buktikan melalui budidaya ikan lele dalam ember. Akhirnya, di hari Minggu pagi yang cerah ini saya bisa panen lele untuk pertama kalinya.
Berawal dari sebuah project sekolah anak saya, budidaya ikan lele dalam ember ini merupakan salah satu bentuk metode akuaponik. Jadi ikan lele dalam ember bisa hidup karena di bagian atas ember juga ditanam kangkung melalui media arang dalam gelas plastik yang dilubangi. Lele dan kangkung hidup secara simbiosis yang saling menguntungkan.
Silakan baca tulisan saya sebelumnya yang berjudul "Beternak Lele dan Menanam Kangkung dalam Ember, Sebuah Manfaat dari PJJ".
Nah, dalam tulisan saya terdahulu, lele masih belum bisa dipanen karena masih kecil-kecil. Namun setelah masa 3 bulan kurang sepekan, sebagian lele dalam ember tersebut ternyata sudah cukup besar dan layak untuk dipanen.
Sebagai pemula, saya juga masih dalam tahap mempelajari kenapa dari 50 ekor lele dalam ember tersebut, tumbuhnya tidak sama, padahal bermula dari bibit dengan ukuran yang sama.Â
Jadi hari ini hanya 15 ekor lele yang dipanen atau sekitar 2 kilogram beratnya, lumayanlah. Sisanya masih berada dalam ember dan bisa jadi sekitar 1-2 pekan lagi bisa kembali panen.
Tapi justru ini ibarat "kulkas alam", tidak perlu menyimpan ikan lele dalam kulkas terlalu lama karena pada saat membutuhkan kita bisa langsung ambil dari ember dalam keadaan masih segar.
Memang karena berawal dari sebuah project pembelajaran, untuk tahap ini budidaya ikan lele dalam ember di rumah kami masih belum berorientasi bisnis. Tujuannya selain untuk pembelajaran, juga untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
Namun, tidak menutup kemungkinan kelak metode budidaya seperti ini bisa berujung menjadi bisnis yang menjanjikan.