Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

[Esai Foto] Suasana MRT Jakarta Saat PSBB

19 September 2020   12:41 Diperbarui: 20 September 2020   00:23 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papan penunjuk jadwal keberangkatan kereta (foto: widikurniawan)

Digadang-gadang sebagai tonggak menuju peradaban baru, MRT Jakarta yang baru berumur setahun lebih sedikit harus menghadapi ujian berat berupa pandemi Covid-19. Moda transportasi modern yang mulai menjadi andalan warga Jakarta ini harus menerima kenyataan bahwa penumpang tak lagi seramai sebelum pandemi.

Hand sanitizer dengan latar belakang peron Stasiun MRT Istora Senayan yang terlihat sepi di jam sibuk (foto: widikurniawan)
Hand sanitizer dengan latar belakang peron Stasiun MRT Istora Senayan yang terlihat sepi di jam sibuk (foto: widikurniawan)
Berdasarkan pengamatan saya ketika menggunakan MRT menuju tempat kerja, di jam sibuk pagi hari dan sore hari tak lagi ada kepadatan penumpang seperti saat sebelum pandemi. Terlebih ketika PSBB total kembali diterapkan di DKI Jakarta sejak 14 September lalu, sering kali saya menemui suasana ketika satu gerbong hanya diisi kurang dari lima orang atau bahkan isinya hanya saya sendirian.

Hmm, jadi serasa MRT punya pribadi.

Penumpang harus disiplin menerapkan protokol kesehatan (foto: widikurniawan)
Penumpang harus disiplin menerapkan protokol kesehatan (foto: widikurniawan)
Sepi gaes di gerbong ini (foto: widikurniawan)
Sepi gaes di gerbong ini (foto: widikurniawan)
Jika begini, petugas tak perlu repot melakukan pembatasan penumpang yang hanya 62-67 orang per kereta, karena jumlah penumpang pun faktanya sering kurang dari itu.

Area stasiun pun kerap terlihat sangat lengang, terutama di stasiun-stasiun yang biasanya memang terbilang sepi seperti Stasiun ASEAN dan Stasiun Bundaran Senayan. Saat PSBB ini, tak jarang terlihat pemandangan ketika jumlah petugas justru lebih banyak dibanding penumpang yang lalu lalang di area stasiun.

Penampakan Stasiun MRT layang ASEAN (foto: widikurniawan)
Penampakan Stasiun MRT layang ASEAN (foto: widikurniawan)
Pintu masuk stasiun MRT bawah tanah Istora Senayan (foto: widikurniawan)
Pintu masuk stasiun MRT bawah tanah Istora Senayan (foto: widikurniawan)
Soal jadwal pelayanan di masa PSBB total ini, MRT Jakarta memberlakukan jam operasional dari pukul 05.00 WIB hingga 20.00 WIB dengan selang waktu antar MRT 10 menit. Jadwal itu berlaku dari tanggal 17-20 September 2020. Sedangkan mulai tanggal 21-27 September 2020, jam operasional adalah pukul 05.00 WIB hingga 19.00 WIB dengan selang waktu antar MRT 10 menit.

Papan penunjuk jadwal keberangkatan kereta (foto: widikurniawan)
Papan penunjuk jadwal keberangkatan kereta (foto: widikurniawan)
Dari jadwal itu ada perbedaan di jam operasional maksimal dan selang waktu antar MRT. Jika sebelumnya di jam sibuk selang waktu diterapkan 5 menit, kini tak ada perbedaan lagi antar jam sibuk dan di luar jam sibuk, sama-sama selang waktunya 10 menit.

Tentu saja para pekerja yang tidak WFH dan biasa mengandalkan MRT Jakarta untuk transportasi, terpaksa harus menyesuaikan lagi dengan jadwal tersebut.

Jika harus berdiri di dalam MRT, perhatikan tanda ini (foto: widikurniawan)
Jika harus berdiri di dalam MRT, perhatikan tanda ini (foto: widikurniawan)
Saat pandemi menyerang dunia, bisa dibilang MRT Jakarta menjadi salah satu terbaik untuk area publik yang menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Sebagai salah satu pengguna jasa MRT Jakarta, saya tiap hari menyaksikan sendiri bagaimana petugas-petugas MRT Jakarta begitu disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Dari mulai penumpang masuk ke area stasiun, petugas akan sigap memeriksa suhu tubuh setiap orang yang hendak masuk area peron. Semua front liner pun terlihat mengenakan masker, face shield dan sarung tangan dalam melayani pelanggan.

Kebersihan juga menjadi hal paling dijaga di area stasiun maupun di dalam MRT. Bahkan seiring sepinya penumpang, petugas kebersihan tetap dituntut untuk selalu sigap setiap saat membersihkan area stasiun seperti toilet, eskalator, lift, tangga dan sebagainya.

Petugas kebersihan selalu sigap membersihkan area stasiun maupun dalam MRT (foto: widikurniawan)
Petugas kebersihan selalu sigap membersihkan area stasiun maupun dalam MRT (foto: widikurniawan)
Jika petugasnya sudah disiplin menerapkan protokol kesehatan, penumpang pun dituntut demikian. Jangan sekali-kali mencoba datang ke area stasiun MRT Jakarta tanpa mengenakan masker dengan benar. Juga jangan sekali-kali berbicara di dalam kereta, baik dengan sesama penumpang maupun melalui telepon. Ya, hal itu memang dilarang.

Kenapa dilarang? Droplet gaes. Itu partikel-partikel kecil nggak kelihatan bisa berterbangan tanpa kita sadari ketika sedang berbicara. Terlebih jika masker yang dikenakan tidak sesuai standar.

Jangan lupa kenakan masker (foto: widikurniawan)
Jangan lupa kenakan masker (foto: widikurniawan)
Nah, mestinya setiap penumpang yang dituntut disiplin menerapkan protokol kesehatan saat berada di area MRT Jakarta, bisa membawa disiplin tersebut ke tempat lain. Saat di tempat kerja, di rumah, di lingkungan rumah dan sebagainya. Jika bisa begitu, maka cita-cita besar MRT Jakarta yang membawa peradaban baru setidaknya tidak kehilangan jalan ketika berhadapan dengan pandemi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun