Dunia sepakbola tengah diterpa teka-teki ke manakah seorang Lionel Messi bakal berlabuh selepas dari Barcelona. Bahasan ini begitu masif dan "gosipable" hingga sanggup menenggelamkan euforia Bayern Muenchen yang baru saja merengkuh gelar Liga Champions.
Sejumlah klub papan atas dunia dihubung-hubungkan dengan Lionel Messi, sebut saja Manchester City, Paris Saint Germain, Manchester United dan Inter Milan yang berada di barisan terdepan. Sisanya, seperti Arsenal hingga Cruzeiro, termasuk dikaitkan juga, tapi bohong karena malah jadi bahan meme. Duh, kasihan Arsenal.
Bagaimana dengan Liverpool? Sebagai fans The Reds, saya cukup lega bahwa Juergen Klopp sudah menyatakan bahwa mereka nggak ikut-ikutan karena dari sisi uang nggak masuk akal. Dalam hal ini saya makin merasakan kedekatan dengan klub idola saya ini, sama-sama suka penghematan karena anggaran tipis. Ehem.
Makin hari gosip tentang Messi makin mengarah ke kota Manchester. Dikabarkan ayah Lionel Messi sudah berada di kota tersebut, kabarnya sih bertemu dengan kubu Setan Merah, tapi kok saya nggak yakin. Bisa jadi malah beliau sedang mencarikan kos-kosan buat sang anak jika terwujud kepindahan ke Manchester City.
Manchester berkaos biru bagi saya adalah kandidat kuat sebagai pelabuhan Messi berikutnya. Faktor uang, kekuatan skuat hingga sosok Pep Guardiola adalah kunci.
"Messi karo Pep Guardiola ki opo ono sesambungan to, Mas?" (Messi dengan Pep Guardiola tuh apa ada hubungan spesial toh, Mas?)
Kalimat ala film "Tilik" saat emak-emak memulai gosip itu benar dilontarkan seorang kawan pada saya. Jadi mari kita lanjut ngobrolin Messi.
Hiruk pikuk kabar Messi di media sosial juga mencuatkan sebuah rumus, yakni Messi ditambah Guardiola sama dengan Liga Champions. Ada pula rumus lainnya, Messi ditambah Guardiola sama dengan Ballon d'Or.
Rumus itulah yang konon diyakini oleh Messi dan pihak Manchester City untuk menjalin "sesambungan". Walaupun harga yang bakal ditebus sangatlah mahal itu nggak masalah. Semahal apapun sepertinya bakal terbantu dengan jualan kaos biru bertuliskan nama Messi dan sponsor yang berdatangan.
Sebagai fans klub rival, saya akan mengucapkan kata selamat jika hal itu terwujud. Seperti halnya reaksi Klopp yang senang-senang saja jika Messi datang ke City.
Bagaimana tidak? Liga Primer Inggris bakal kedatangan "alien" dunia sepakbola, sudah pasti semua mata akan mengarah ke Manchester City.
Hal ini sedikit banyak akan mengurangi sorotan dan tekanan kepada Liverpool sebagai juara bertahan. Menjadi keuntungan tersendiri bagi Liverpool ketika pesaing utama dalam beberapa musim terakhir akan bermain dengan tekanan berat di pundak. Yo opo sih, sudah ada Messi masak bisa kalah atau imbang? Siap-siap dihajar meme di twitter lho.
Apalagi media Inggris terkenal kejam menulis, lebih pedas dari omongan Bu Tejo. Jadi kalau Messi nggak bisa woles dan malah baper, ini bakal jadi masalah besar bagi City. Tekanan besar akan selalu dilimpahkan ke Etihad, kandang City, yang gemerlap dengan pemain bintang nan mahal.
Situasi inilah yang akan dimanfaatkan oleh Liverpool untuk bermain tanpa beban mengarungi musim depan, baik di Liga Inggris maupun Liga Champions. Liverpool masih akan bermain dengan kolektivitas sebagai tim tanpa terbebani oleh individu tertentu yang menonjol.
Terlebih lagi, sosok Lionel Messi sebenarnya tak begitu menakutkan jika dihadapi punggawa Liverpool. Ingat comeback sensasional di Liga Champions 2018-2019? Messi dibuat tak berkutik di Anfield oleh anak-anak Merseyside.
Saat ini, Liverpool sendiri masih terbilang biasa-biasa saja di bursa transfer. Menjual Dejan Lovren dan mendapatkan bek kiri Kostas Tsimikas adalah langkah aman dan tepat yang nggak bikin kantong jebol. Nama besar yang tengah santer dikaitkan adalah Thiago Alcantara dari Bayern Muenchen.
Bahkan seorang Wayne Rooney bilang kalau Thiago jadi ke Liverpool adalah transfer paling tepat dibandingkan Messi ke City. Kali ini sih saya "yes" dengan Rooney, walau sepanjang karier-nya di MU dan Everton membuat saya selalu melihatnya sebagai antagonis.
Tapi bisa jadi ucapan Rooney itu justru bisa dimaknai upaya dia untuk selalu membuat Liverpool dalam posisi tekanan terbesar. Ucapan itu adalah percobaan pengalihan isu bahwa sesungguhnya Messi dan City adalah paket komplet bernilai mahal yang pantang gagal.
Kegagalan Messi di City bakal membuyarkan semua impiannya. Jika ini terjadi bukan hanya Messi sendiri yang terancam pensiun permanen, tapi juga Pep Guardiola yang bakal ditendang dari Etihad. Bagaimanapun, Lionel Messi adalah sebuah pertaruhan terbesar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H