Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Tilik", Menikmati Sensasi Ghibah ala Bu Tejo

19 Agustus 2020   22:21 Diperbarui: 20 Agustus 2020   18:22 4187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: twitter @ravacanafilms

Pernah nggak sih anda melihat pemandangan sebuah bak truk yang berisi sekumpulan orang? Mungkin ada yang pernah sekedar melihat, atau justru pernah menjadi bagian di dalamnya.

Lalu bagaimana jika isi bak truk tersebut adalah sekumpulan emak-emak yang salah satunya memiliki karakter "lambe turah" alias ngegosip?

Gambaran inilah yang diterjemahkan oleh sutradara Wahyu Agung Prasetyo melalui film pendek berjudul "Tilik".

Film ini memang menggunakan Bahasa Jawa dan berlatar di daerah Bantul-Yogyakarta, tapi nggak perlu khawatir bagi yang tidak paham Bahasa Jawa karena ada subtitle Bahasa Indonesianya. 

"Tilik" yang berarti "menjenguk" berangkat dengan cerita sederhana tentang emak-emak dari pelosok desa yang hendak menjenguk Bu Lurah yang sedang sakit di rumah sakit.

Karena kabar yang mendadak, maka transportasi satu-satunya yang bisa digunakan adalah truk milik salah satu warga kampung bernama Gotrek. Ia bersedia mengangkut para emak dari kampungnya menuju rumah sakit tempat Bu Lurah dirawat.

Durasi film sepanjang 30 menit banyak diwarnai obrolan emak-emak di atas bak truk yang dimotori oleh tokoh bernama Bu Tejo. Memang awalnya bukan Bu Tejo yang melontarkan tema gosip alias ghibah. Justru emak yang sepanjang film terlihat santuy dan kalem bernama Yu Sam yang melontarkan pertanyaan pancingan.

"Fikri ki karo Dian ki opo bener sesambungan to, Bu?" (Emangnya Fikri sama Dian beneran pacaran ya, Bu?)

Inilah kalimat pancingan maha dahsyat yang sangat "gosipable" ketika dilontarkan kepada Bu Tejo. Fikri adalah anaknya Bu Lurah, sedangkan Dian adalah sosok kembang desa yang kerap jadi bahan sorotan emak-emak karena bapak-bapak ternyata juga senang menyorotinya.

Obrolan berkutat pada Dian yang diakui cantik oleh para emak-emak tapi kok belum nikah juga. Dian yang hanya lulusan SMA dan langsung kerja tapi terlihat banyak duit dan punya henpon bermerek yang mahal. Maka bahan ghibah paling enak ya memang tentang suatu hubungan yang samar-samar yang bercampur tentang topik mengenai kekayaan orang lain.

Bu Tejo dengan segala atributnya, terlihat paling banyak tahu, paling kaya (karena suaminya pemborong yang berteman dengan banyak pejabat), paling komunikatif, paling solutif (menurut pengakuannya), dan yang pasti adalah paling nyinyir dengan gestur yang mendukung.

Sosok Bu Tejo tak akan terlihat hidup tanpa kehadiran beberapa jenis emak lainnya, seperti Yu Sam tadi yang memang piawai memancing tema yang sensitif, termasuk rahasia pribadi suaminya. Ada pula Mbak Tri yang jago "nge-gong-in", ibaratnya selain pegang alat musik gong, ia juga seorang backing vocal yang melengkapi level "keghibahan" sang leading vocal, yakni Bu Tejo.

Maka tak heran jika sejak diunggah oleh Ravacana Films di channel YouTube-nya tepat 17 Agustus 2020 lalu, film "Tilik" beserta tokoh Bu Tejo mencuat sangat viral di berbagai media sosial. Hingga tulisan ini digarap, views-nya hampir tembus 450 ribu dan pastinya akan terus bertambah.

Tak hanya trending di Twitter, tautan film "Tilik" beredar cepat lewat aplikasi perpesanan WhatsApp. Faktor emak-emak yang jadi fokus cerita sepertinya ikut mendorong pencapaian viralnya "Tilik".

Cepat atau lambat, sepertinya kalau anda punya sepuluh grup WA saja, ada kemungkinan salah satu teman anda ikut nge-share tautan film tersebut. Karena memang Bu Tejo adalah sosok penggosip yang layak kita gosipkan bersama.

Sosok Bu Tejo yang solutif (sumber twitter @ravacanafilms)
Sosok Bu Tejo yang solutif (sumber twitter @ravacanafilms)
Dunia emak-emak negeri ini sepertinya tengah dilanda demam Bu Tejo. Banyak yang penasaran, menertawakan atau malah merasa memiliki kemiripan karakter dengan Bu Tejo ini.

Tak sedikit pula yang merasa geram dengan Bu Tejo dan merasa ingin mengikat bibirnya dengan karet. Mungkin dikira gado-gado pedas kali ya, ada karetnya. Tapi harus diakui, kata-kata Bu Tejo memang bernuansa pedas.

Dalam istilah dunia serba digital sekarang, Bu Tejo adalah pengejawantahan dari istilah "influencer", dan tema obrolannya berkutat seputar "hoax". Bagaimana hoax bekerja, amatilah obrolan para emak-emak di atas bak truk tersebut.

Meski selalu ada yang kontra dengan Bu Tejo, tetapi kata-kata yang diucapkannya sangat sulit dibantah meskipun tanpa data akurat sekalipun. Jika ada yang menolak pendapat Bu Tejo, selalu saja bisa ditangkis dengan kalimat-kalimat yang menohok hingga lawan bicara bisa dongkol setengah mati.

Bu Tejo juga digambarkan sebagai sosok istri yang tangguh, mampu berada di belakang kesuksesan sang suami yang ternyata mengincar jabatan sebagai lurah. Maka bisa dimaknai, saat Bu Tejo berucap dan bertindak, saat itu pula dia sedang berpolitik. Meski harus ditempuh dengan gaya "nyinyirisme" segala.

Menonton "Tilik" melalui YouTube bagi saya nggak rugi meskipun kuota tergerus sekalipun. "Tilik" sejak diproduksi tahun 2018, sukses menjadi pemenang salah satu ajang penghargaan bergengsi Piala Maya tahun 2018 untuk kategori Film Pendek terpilih.

Film produksi Ravacana Films bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan DIY ini memang terasa pas hadir mengisi kekosongan hiburan di masa pandemi ini. Soalnya usai nonton, kebanyakan kita masih akan ngakak, mikir dan mencoba membandingkan karakter Bu Tejo.

Jangan-jangan mirip seseorang di lingkungan kita. Atau, malah kita akan menemukan sosok Bu Tejo justru ketika kita sedang bercermin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun