Takbir berkumandang sejak Subuh pada Minggu, 24 Mei 2020. Hari ini tepat 1 Syawal 1441 Hijriyah, Idul Fitri sudah datang menyapa, menyampaikan selamat tinggal pada Ramadan.
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini saya tidak mudik. Daerah tempat tinggal saya di daerah Bojonggede, Kabupaten Bogor termasuk zona merah dan masih diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hal ini yang membuat pertimbangan saya dan keluarga untuk tidak melaksanakan shalat Ied di masjid.
Namun, suara takbir yang terus mengalun sungguh membuat hati bergetar. Sekitar pukul 05.40 WIB saya pun memutuskan untuk menelusuri jalanan di sekitar tempat tinggal saya menggunakan sepeda motor dan tak lupa memakai alat pelindung diri berupa masker.
Hampir semua toko dan warung yang biasanya pagi hari sudah bersiap buka, kali ini tampak tertutup rapat. Di jalan raya Pemda Cibinong, suasana lengang sangat terasa, hampir tak ada kendaraan yang melintas. Bahkan di sebuah posko check point PSBB hanya tampak sebuah mobil patroli dan terlihat tidak ada aktivitas.
Ya, beberapa masjid di dekat lingkungan kami masih tetap menggelar shalat Ied berjamaah. Tentu bukan pada tempatnya jika saya harus mendebat mereka. Semua kembali pada niat masing-masing.
Pemandangan ini sebenarnya membuat benak saya campur aduk, antara keinginan untuk berjalan bersama mereka, tetapi kesadaran diri mewaspadai pandemi Covid-19 membuat saya memendam keinginan tersebut dalam-dalam.
Kembali ke rumah, kami sekeluarga bersiap diri untuk segera melaksanakan shalat Ied berjamaah di rumah saja. Sungguh menjadi pengalaman yang tak terlupakan, bahkan tak pernah terbayangkan sebelumnya jika saya kali ini punya kesempatan menjadi imam shalat Ied, meskipun dengan keluarga sendiri.
Usai shalat Ied, tentu saja kami memulai proses saling maaf memaafkan. Ada setitik haru menyeruak dengan suasana lebaran yang benar-benar berbeda kali ini. Kami saling berpelukan, saling menyadari kesalahan masing-masing dan bertekad mulai membuka lembaran baru.
Memang tak ada baju baru kali ini, tak banyak pula kue kering di meja. Hanya setoples kue nastar pemberian tetangga dan setoples rengginang yang baru semalam saya goreng.