Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Top 10 Rekomendasi Kue Kering Lebaran di Masa Pagebluk

15 Mei 2020   04:10 Diperbarui: 15 Mei 2020   04:24 1793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kue Lidah Kucing (foto: sajiansedap.grid.id)

Lebaran sudah di depan mata. Namun, dengan suasana berbeda kali ini, masih pentingkah keberadaan kue kering khas lebaran?

"Iya ya, ngapain juga beli kue lebaran kalau tamu aja nggak ada?" cetus isteri saya.

Nah, iya juga kan? Jika silaturahmi online benar-benar diterapkan, dan semua orang terdekat kami benar-benar menerapkan pembatasan sosial, bisa jadi tidak ada kegiatan saling mengunjungi di Hari Raya Idul Fitri nanti. Lebaran ya di rumah aja.

Jadi entah apa pula urgensinya kue lebaran nanti? Pengiritan pengeluaran keluarga di sana-sini juga menjadi faktor pertimbangan untuk memutuskan perlu tidaknya membeli kue kering.

Namun bukan berarti kue kering lebaran harus dilupakan begitu saja lho. Jika memang dirasa perlu menyediakan kue kering di meja kita saat lebaran, ya apa salahnya juga? Biar lebih kerasa suasana lebarannya, meskipun nggak mudik dan nggak ke mana-mana juga.

Jika kondisinya memang demikian, maka sebaiknya kita menentukan prioritas untuk memilih kue kering jenis apa yang memang benar-benar layak untuk disediakan saat lebaran nanti. Tidak perlu semua dibeli, tapi silakan pilih yang paling bikin kangen dan jadi favorit.

Nah, saya sudah punya daftarnya nih. Rekomendasi kue kering versi saya yang paling pas di kantong lidah saya dan menjadi prioritas di masa pagebluk saat ini.

Daftarnya saya urut dari nomor 10 menuju ke paling favorit ya gaes, biar dramatis gitu mirip-mirip konten YouTube.

10. Kue Putri Salju

Kue Putri Salju (foto: bobo.grid.id)
Kue Putri Salju (foto: bobo.grid.id)
Pasti ada yang kaget putri salju berada di nomor buntut versi saya. Ya gimana lagi, tampilannya sih cantik, namanya juga menarik. Tapi kalau makan bikin belepotan gaes. Gula halusnya itu lho, manis memang tapi sekali toplesnya tidak tertutup rapat bisa bikin semut berpesta pora.

Tapi setidaknya berada di nomor 10 adalah penghargaan tersendiri bagi putri salju. Pasalnya jika sampai dilupakan saat lebaran, maka kue putri salju terancam tinggal nama, karena kue ini memang identik dengan momen lebaran.

9. Kue Semprit

Kue Semprit (foto: sajiansedap.grid.id)
Kue Semprit (foto: sajiansedap.grid.id)
Kue ini bentuknya mirip bunga mawar, tapi tak berduri lho ya. Kue ini bagi saya vintage banget karena sudah saya kenal sejak saya kecil. Ciri khasnya ada satu titik chocochip di tengah-tengahnya. Tapi kalau dulu ibu saya yang bikin, sepertinya beliau memakai potongan kecil buah cheri kering untuk pemanis di tengah kue.

8. Kue Tambang

Kue Tambang alias untir-untir (foto: resepkoki.com)
Kue Tambang alias untir-untir (foto: resepkoki.com)
Kalau di daerah asal saya di Temanggung, Jawa Tengah, kue tambang ini dikenal dengan nama untir-untir. Bentuknya memang mirip tali tambang yang dililit atau diuntir dalam bahasa Jawa.

Bahannya dominan tepung terigu dengan rasa gurih yang khas. Saya paling suka kalau kue tambang ini terasa agak keras saat digigit. Maka bunyi "gemeretuk" atau "klotak-klotak" saat mengunyahnya menjadi sensasi tersendiri.

7. Kue Sagu

Kue Sagu (foto: sajiansedap.grid.id)
Kue Sagu (foto: sajiansedap.grid.id)
Kue sagu ini sekali masuk mulut biasanya bikin nagih. Jadi kalau berkunjung ke rumah orang saat lebaran, saya justru akan menahan diri sebisa mungkin untuk tidak mengambil kue ini. Takut bolak-balik ngambil kan nggak enak sama tuan rumah.

6. Kue Semprong

Kue Semprong (foto: sajiansedap.grid.id)
Kue Semprong (foto: sajiansedap.grid.id)
Saya suka kue semprong yang bentuknya mirip pipa ini. Dulu saya sering memperhatikan ibu saya membuatnya dengan peralatan yang cukup sederhana. Ternyata  untuk menggulung adonan kuenya yang sudah dipres, diperlukan alat seperti batang sumpit yang ujungnya terbelah. Nah, dengan alat itulah adonan digulung perlahan dengan seksama dan penuh perasaan, karena adonannya sungguh tipis.

Makanya kue ini termasuk yang saya sukai, karena bikinnya pakai perasaan sih...

5. Pastel Mini Kering

Pastel Mini Kering (foto: resepaneka.com)
Pastel Mini Kering (foto: resepaneka.com)
Ini jenis kue kering yang unik menurut saya, versi mini dari kue pastel. Hanya beda isinya karena yang mini pakai isian abon. Karena ukurannya yang mini dan rasanya gurih-gurih renyah, maka saya biasanya kalau makan ya ambil beberapa sekaligus. Hap! Lalu dikunyah.

4. Lumpia Mini Kering

Lumpia Mini Kering (foto: instagram @iwanlaksmana)
Lumpia Mini Kering (foto: instagram @iwanlaksmana)
Ada yang menyebutnya dengan sumpia, tapi saya lebih senang menyebutnya lumpia. Lumpia mini kering ini ada yang isinya abon, udang rebon dan ebi.

Ini kasusnya hampir sama dengan pastel mini kering. Hebat banget ya pencipta kue ini, kreatif banget bisa kepikiran bikin kue bak bikin miniatur gitu loh.

Kalau di rumah orang tua saya, saat lebaran kue lumpia mini kering ini toplesnya sering deketan sama pastel mini kering. Jadi nongkronginnya enak gitu, kanan kiri oke nyemilnya.

3. Kue Kastengel

Kue Kastengel (foto: sajiansedap.grid.id)
Kue Kastengel (foto: sajiansedap.grid.id)
Memasuki zona tiga besar, kini saya mulai merekomendasikan kue-kue yang sangat identik dengan momen lebaran, termasuk ada kue kastengel di posisi ketiga. Horee...

Ini kue berasa istimewa banget saat disajikan di toples dan dipajang di meja saat lebaran. Tamu-tamu yang jeli, biasanya sih emak-emak, akan berusaha menatap dengan seksama tampilan kastengel milik tuan rumah. Wujudnya cantik, agak kusam atau malah dekil. Jika sudah diamati maka muncullah pertanyaan basa-basi khas lebaran.

"Emm, kuenya cantik lho Jeung, bikin sendiri ya? ihihi..."

2. Kue Lidah Kucing

Kue Lidah Kucing (foto: sajiansedap.grid.id)
Kue Lidah Kucing (foto: sajiansedap.grid.id)
Ya, sepertinya akan banyak perbedaan pendapat menyikapi posisi ke-2 yang saya berikan pada kue lidah kucing. Tapi bagi saya, lidah kucing ini memang pas di lidah saya. Bentuknya simpel, pipih memanjang, dan nggak neko-neko. Tapi rasanya itu lho, bisa abadi kebayang terus.

Sepanjang saya mencoba lidah kucing di berbagai rumah sejak bertahun-tahun lamanya, nggak ada tuh lidah kucing yang mengecewakan saya.

Untuk sajian lebaran dengan nuansa pengiritan, kue lidah kucing juga cocok dan ramah di kantong. Kok bisa? Ya bisa dong, selain karena harganya memang tak semahal kue kering yang banyak berbahan keju, bentuknya yang langsing ternyata bisa muat lebih banyak dalam satu toples standar dibandingkan kue kering lainnya.

1. Kue Nastar

Kue Nastar (foto: jambitribunnews.com)
Kue Nastar (foto: jambitribunnews.com)
Kue nastar memang jawaranya kue kering lebaran. Dunia mengakuinya. Isinya nanas dengan taburan keju di permukaannya.

Lebaran terasa tak lengkap tanpa kehadiran nastar. Kue ini seolah memang sangat cocok dalam suasana silaturahmi saat lebaran, terutama di hari pertama ketika tamu-tamu tetangga kanan dan kiri saling berkunjung dalam waktu yang singkat. Cukup sekali dua kali gigitan kue nastar akan tandas di mulut, setelah itu baru minum, basa-basi sedikit dan pamitan deh.

Di masa stay at home begini, nastar juga bisa mewakili rekan-rekannya sesama kue kering untuk setidaknya hadir mewakili di meja rumah kita saat lebaran. Tentu dengan pertimbangan kalau kita beli beraneka jenis kue tampaknya bakal banyak tersisa.

Honorable Mention: Rengginang

Rengginang (foto: kitchenesia.grid.id)
Rengginang (foto: kitchenesia.grid.id)
Saya sempat bingung memasukkan rengginang di kategori kue kering khas lebaran. Mungkin banyak yang protes kalau rengginang disebut kue. Lebih pas sih disebut saja cemilan, karena rengginang bisa hadir di meja rumah kita melalui proses yang hampir sama persis dengan krupuk, yakni beli mentah dan tinggal goreng saja.

Tapi tanpa rengginang, bagi saya lebaran kurang meriah. Tak perlulah juga disuguhkan bagi tamu, tapi rengginang bisa jadi konsumsi saat keluarga ngumpul sambil berbincang segala hal sambil nyeruput teh atau kopi.

Rengginang adalah penyelamat suasana. Juga penyelamat bagi kaleng bekas Khong Guan. Tanpa rengginang, mungkin kaleng itu sudah kita hibahkan ke tukang bubur ayam.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun