Ini kue berasa istimewa banget saat disajikan di toples dan dipajang di meja saat lebaran. Tamu-tamu yang jeli, biasanya sih emak-emak, akan berusaha menatap dengan seksama tampilan kastengel milik tuan rumah. Wujudnya cantik, agak kusam atau malah dekil. Jika sudah diamati maka muncullah pertanyaan basa-basi khas lebaran.
"Emm, kuenya cantik lho Jeung, bikin sendiri ya? ihihi..."
2. Kue Lidah Kucing
Sepanjang saya mencoba lidah kucing di berbagai rumah sejak bertahun-tahun lamanya, nggak ada tuh lidah kucing yang mengecewakan saya.
Untuk sajian lebaran dengan nuansa pengiritan, kue lidah kucing juga cocok dan ramah di kantong. Kok bisa? Ya bisa dong, selain karena harganya memang tak semahal kue kering yang banyak berbahan keju, bentuknya yang langsing ternyata bisa muat lebih banyak dalam satu toples standar dibandingkan kue kering lainnya.
1. Kue Nastar
Lebaran terasa tak lengkap tanpa kehadiran nastar. Kue ini seolah memang sangat cocok dalam suasana silaturahmi saat lebaran, terutama di hari pertama ketika tamu-tamu tetangga kanan dan kiri saling berkunjung dalam waktu yang singkat. Cukup sekali dua kali gigitan kue nastar akan tandas di mulut, setelah itu baru minum, basa-basi sedikit dan pamitan deh.
Di masa stay at home begini, nastar juga bisa mewakili rekan-rekannya sesama kue kering untuk setidaknya hadir mewakili di meja rumah kita saat lebaran. Tentu dengan pertimbangan kalau kita beli beraneka jenis kue tampaknya bakal banyak tersisa.
Honorable Mention: Rengginang
Tapi tanpa rengginang, bagi saya lebaran kurang meriah. Tak perlulah juga disuguhkan bagi tamu, tapi rengginang bisa jadi konsumsi saat keluarga ngumpul sambil berbincang segala hal sambil nyeruput teh atau kopi.
Rengginang adalah penyelamat suasana. Juga penyelamat bagi kaleng bekas Khong Guan. Tanpa rengginang, mungkin kaleng itu sudah kita hibahkan ke tukang bubur ayam.