Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Gula Pasir Langka, Telur Harga "Lockdown", Bawang Merah Bikin "Nangis"

29 April 2020   04:48 Diperbarui: 29 April 2020   14:44 2038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beras masih relatif stabil (foto: widikurniawan)

Gula pasir masih saja ngumpet entah di mana, benar-benar langka. Kondisi ini sebenarnya sudah berlangsung lebih dari 2 bulan dan kini kelangkaan stoknya malah mengancam orang-orang di awal Ramadan. 

Ya jadi susah dong mau berbuka dengan yang manis? Masak buka puasa minumnya teh tawar mulu? Duh.

Gula pasir bahkan seolah telah melupakan tempat nongkrongnya di rak-rak minimarket, karena tiap kali ke sana selalu kosong. Kalaupun ada, gula pasir kadang kepergok di warung-warung tertentu saja, itupun tanpa merk dan sudah diplastik per seperempat kilo gram dengan harga per plastiknya Rp5.000. Jadi kalau dihitung per kilo gram jatuhnya di harga Rp20.000.

Pandemi Covid-19 memang membuat saya lebih hafal harga-harga barang kebutuhan pokok. Hal ini karena saya sudah lebih dari sebulan menjalani stay at home dan bekerja dari rumah alias work from home (WFH). Maka tugas pergi keluar rumah untuk belanja barang kebutuhan saya ambil alih full, berbagi tugas dengan isteri yang fokus di wilayah domestik dalam rumah.

Pagi hari sebelum melakukan aktivitas WFH, biasanya saya sudah menyambangi warung sayuran dan sembako terdekat. Berbekal masker, hand sanitizer dan kantong belanja sendiri (serta uang belanja tentu saja), saya berangkat bak seseorang menuju medan perang. Maklumlah di daerah kami termasuk zona merah di wilayah Kabupaten Bogor dan sudah berlaku pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Ternyata dalam situasi serba tak menentu ini sangat dibutuhkan perhitungan cermat untuk menentukan prioritas belanja. Misalnya ketika harga bawang bombay melejit sampai seratusan ribu lebih per kilogram (saya sampai nggak tega tanya harga pastinya karena saking mahalnya), maka lebih baik nyerah dan cukup menggunakan bawang putih sebagai bumbu dapur alternatifnya.

Memasuki awal Ramadan tahun ini, harga bawang putih di warung sayur langganan saya pun cukup aman di kisaran Rp 38.000 per kilogram. Tentu saja masih cukup terjangkau di kalangan konsumen, meskipun dari kabar yang beredar lewat jejaring sosial membuat petani bawang putih di kampung halaman saya, Temanggung, sempat teriak karena kebijakan impor. Duh, dilematis.

Sementara harga bawang merah ternyata lama-lama bisa membuat air mata mengucur deras seperti halnya kalau kita mengupasnya. Senin (27/04/2020) kemarin, seperti biasa kalau belanja di warung saya hanya menyebut harga sekian rupiah saat membelinya.

"Bang, bawang merahnya lima ribu aja," ujar saya.

Dengan cekatan si abang penjual mengambil sejumput bawang merah, dan menimbangnya sejenak, tapi ternyata jumlahnya tak sebanyak seperti biasa.

"Lho dikit amat Bang? Emang sekilo berapa harganya?" tanya saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun