Pagi yang horor bagi pengguna KRL Commuterline, Senin (13-04-2020). Antrean panjang dan keramaian di stasiun-stasiun, utamanya yang berada di daerah Bogor dan Depok dilaporkan oleh para penggunanya di media sosial sebagai suasana yang memprihatinkan. Beberapa stasiun yang diramaikan antrean penumpang antara lain Bogor, Cilebut, Bojonggede, Citayam hingga Depok.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta memang telah berlaku efektif mulai 10 April 2020 lalu. PT KCI pun telah mengumumkan penyesuaian waktu operasional KRL Commuter Line menjadi pukul 06.00-18.00 WIB.
Namun, tanggal 10 hingga 12 April kemarin adalah long weekend sehingga situasi bisa terkendali. Nah, tak mengherankan jika di awal pekan di hari Senin ini terjadi ledakan penumpang yang membuat petugas kewalahan. Itu karena pekerja yang harus tetap masuk kerja. Tidak ada WFH bagi mereka.
Foto-foto suasana pagi ini dan ragam komentar di grup Facebook pengguna KRL, twitter dan instagram, diwarnai perang pendapat antara yang pro dan kontra.
Di satu sisi ada yang menyalahkan para pekerja dan kantor yang tidak bisa stay di rumah aja, sementara di sisi lain memaparkan kenyataan bahwa memang mereka memadati stasiun bukan untuk jalan-jalan, tapi karena memang harus tetap bekerja di Jakarta.
Jalur dari Bogor ke arah Jakarta baik jalur Jakarta Kota maupun lintas Tanah Abang memang terbilang paling banyak penumpang dibandingkan jalur lain. Mengingat selain jarak tempuh yang lebih jauh, alternatif kendaraan umum dari wilayah Bogor tidak sebanyak Bekasi atau Tangerang.
"Saya juga pengennya di rumah WFH, tapi kerjaan kami tidak bisa WFH, memangnya kalau kalian sakit kalian bisa beli obat kalau kami yang kerja di farmasi tidak masuk kerja?" tulis salah satu netizen pengguna Commuterline.
Dalam suasana begini, saling memahami adalah kunci. Stop bagi kalian yang suka mengumbar komentar di medsos menyalahkan para pekerja yang tetap berangkat kerja dan menyalahkan perusahaan yang tidak membuat kebijakan WFH. Sepertinya kacamata kalian perlu diperlebar sudut pandangnya.
Mereka yang kerja di sektor kesehatan, selain petugas medis yang mungkin telah mendapat tempat menginap tersendiri, masih ada pekerja yang harus distribusi obat, jaga apotek dan sebagainya.