Saya juga jadi mikir. Betapa banyak pekerja di sektor acara nikahan (atau disebut wedding untuk level yang lebih keren), yang pada saat ini mengalami musim paceklik paling mengenaskan. Tak ada lagi orderan organ tunggal dan nyanyi di acara pernikahan. Katering nikahan juga begitu, harus banting setir jadi katering rumahan pre-order. Jelas ambyar pendapatan.
Balik lagi ke masalah hati.
Saat ini banyak yang harus stay at home alias di rumah aja. Ngumpul nggak boleh, keluar nggak bisa, sekolah di rumah, kampus juga tutup. Trus gimana mau malam mingguan? Gimana mau pedekate?
Gimana juga mau ngajak nonton bioskop, wong bioskopnya tutup. Mosok ngajak nonton bareng tapi online gitu? Nonton netflix di rumah masing-masing tapi di waktu yang sama. Sungguh aneh bila benar-benar kalian lakukan. Coba aja pikir, cemilannya aja nggak bisa sama. Tergantung emak kalian masing-masing di rumah nyediain cemilan apaan.
Nah, bagi kelompok ini jelas level ambyar-nya sudah benar-benar akut. Â Kelompok ini terancam jomblo berkepanjangan, untuk itu silakan mulai sekarang mendengarkan lagu-lagunya Didi Kempot.
Memang masih bisa WA-WA-an. DM-DM-an gitu. Tapi kan butuh proses juga sebelum sampai ke situ. Jika begini terus kondisinya, bisa jadi makin banyak hati yang ambyar gara-gara WA di-read doang, dibales enggak.
Bagi kalian yang begini, pesan saya cuma satu: yang sabar ya.
Oke gaes, Didi Kempot masih tayang di KompasTV. Mari ambyar bareng, dan silakan ikut berdonasi melalui https://kitabisa.com/campaign/sobatambyarpeduli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H