Saya merasakan kurang nyaman di sini. Tidak ada yang bisa dimintai informasi dengan jelas, dan sikap para petugas di lapangan sepertinya masih terbawa aura terminal bus pada umumnya, dingin dan membingungkan.
Saya pun mau tidak mau membeli karcis Damri tujuan Cibinong meskipun tidak jelas kapan datangnya. Bagi saya kepastian kedatangan adalah hal penting karena sebenarnya saya bisa naik bus lainnya dengan jurusan Depok lalu dilanjut naik ojol atau taksi, atau alternatif lainnya naik Damri ke Pasar Minggu lanjut naik KRL Commuterline turun di Bojonggede.
Inilah repotnya, ketika bus Hiba Utama jurusan Depok sudah datang duluan, saya tidak bisa begitu saja naik karena sudah tersandera dengan karcis tujuan Cibinong yang saya beli. Dengan kata lain, ketika karcis sudah terbeli maka penumpang tidak bisa naik alternatif bus dengan tujuan yang searah.
Pun ketika sudah beli karcis dan ternyata bus tak kunjung datang, kita pun tak bisa serta merta kemudian berubah pikiran naik KA Bandara. .
Entahlah saya belum pernah mencoba menukarkan kembali karcis yang terbeli dengan uang, tapi yang jelas di karcis disebutkan bahwa karcis yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan.
Ah, kalau soal ini saya kok cenderung setuju jargon "enak jaman dulu", saat masih bisa bayar ongkos Damri di dalam bus. Saat masih bisa main "feeling" mau naik jurusan mana yang penting datang duluan.
Sistem pemberlakuan auotgate dengan kewajiban scan QR code karcis di pintu bagi saya agak bikin rempong. Bagaimana tidak, QR code di selembar kertas tipis itu sangat rawan lecek dan memang banyak penumpang (termasuk saya) yang memerlukan waktu agak lama agar autogate bisa membaca QR code tersebut.
Kartu bank yang discan di autogate bisa discan ulang di dalam bus agar bisa memotong tarifnya. Dengan demikian penumpang kuno seperti saya yang memiliki banyak rencana alternatif jurusan bus bisa terbantu. Tak perlu lagi memesan karcis sesuai jurusan tertentu, karena di dalam bus baru akan ketahuan kita mau ke mana dan bayar berapa.
Ketika melewati autogate pun rata-rata penumpang yang membawa koper besar dan kardus-kardus besar oleh-oleh akan kesulitan.Â