Namun, ketika Metrotrans 1N sudah mulai memikat dan memiliki fans seperti saya, ternyata harus menerima kenyataan bahwa MRT Jakarta muncul dengan segala kelebihannya. Jalur Metrotrans 1N yang menghubungkan Tanah Abang ke Blok M nyatanya bisa digantikan dengan naik MRT dari Bundaran HI atau Dukuh Atas.Â
Penumpang dari dan ke Tanah Abang bisa saja "numpang" KRL Commuterline dan menjadikan titik transit di Stasiun Sudirman. Hitungannya lebih cepat daripada naik Metrotrans 1N yang tak jarang harus melambat karena lalu lintas Jalan Sudirman yang terbiasa ramai.
Dari sisi ketersediaan moda dan ketepatan jadwal, jelas MRT Jakarta unggul telak. Metrotrans 1N hanya menang di tarif yang lebih murah yaitu tiga ribu lima ratus rupiah jauh dekat. Juga, meskipun rute keduanya bertempelan, Metrotrans 1N bolehlah menjadi pilihan bagi penumpang yang tak mau ribet naik turun tangga stasiun MRT dan mereka yang bertipe ingin "selow" saja menikmati perjalanan.
Meskipun terlihat "kalah" dengan MRT Jakarta dan bahkan harus bersaing dengan rekan sendiri di rute GR1, bus Metrotrans 1N sebaiknya tetap dipertahankan oleh Transjakarta. Bagaimanapun banyak pilihan moda transportasi massal akan menjadikan sistem transportasi Jakarta menjadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H