"Pasti karena itu ya?" saya menunjuk sebuah kliping halaman Kompas yang ditempel di dinding. Sebuah liputan tentang warung kopi di tengah pasar.
"Iya Mas."
Kopi yang disajikan adalah asli Temanggung, hasil perkebunan di Desa Tlahap, Kecamatan Kledung. Ada bermacam varian kopi arabica dan robusta di sini. Mau mencoba Vietnam drip ataupun tubruk juga bisa. Secangkir kopi tubruk bahkan hanya seharga delapan ribu rupiah.
Ngopi di tengah pasar begini jelas memiliki sensasi tersendiri. Tak jarang datanglah emak-emak membeli bubuk kopi pesanan suaminya di rumah. Atau bahkan pembelinya merupakan sesama pedagang di pasar tersebut.
Menghirup aroma kopi dalam cangkir itu ternyata juga membuat aroma ikan asin makin kuat tercium. Fix, atmosfer seperti ini bagi saya justru lebih nyaman daripada atmosfer di kafe modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H