Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ngopi ala Kafe di Tengah Pasar, Harum Kopi Berpadu Aroma Ikan Asin

19 Oktober 2018   21:55 Diperbarui: 20 Oktober 2018   00:06 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pasti karena itu ya?" saya menunjuk sebuah kliping halaman Kompas yang ditempel di dinding. Sebuah liputan tentang warung kopi di tengah pasar.

"Iya Mas."

Kliping liputan Kompas terpajang di dinding (foto: widikurniawan)
Kliping liputan Kompas terpajang di dinding (foto: widikurniawan)
Warung kopi ini memang unik. Penyajian dan cara jualan kopinya ala kafe kekinian, demikian pula deretan produk kopinya. Namun, suasana pasar tradisional adalah nilai plus yang terlalu "gokil" untuk dilewatkan.

Kopi yang disajikan adalah asli Temanggung, hasil perkebunan di Desa Tlahap, Kecamatan Kledung. Ada bermacam varian kopi arabica dan robusta di sini. Mau mencoba Vietnam drip ataupun tubruk juga bisa. Secangkir kopi tubruk bahkan hanya seharga delapan ribu rupiah.

Ngopi di tengah pasar begini jelas memiliki sensasi tersendiri. Tak jarang datanglah emak-emak membeli bubuk kopi pesanan suaminya di rumah. Atau bahkan pembelinya merupakan sesama pedagang di pasar tersebut.

Ngopi dulu biar nggak ngelantur (foto: widikurniawan)
Ngopi dulu biar nggak ngelantur (foto: widikurniawan)
Celotehan khas pasar tradisional membuat saya sejenak melupakan dunia saya. Terdengar tawar menawar dari ujung kanan, terdengar pula tawa renyah seseorang sambil menagih pembayaran, ah entah pembayaran apa, yang jelas yang ditagih dan menagih sama-sama tertawa.

Menghirup aroma kopi dalam cangkir itu ternyata juga membuat aroma ikan asin makin kuat tercium. Fix, atmosfer seperti ini bagi saya justru lebih nyaman daripada atmosfer di kafe modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun