"Oooh... Nah, itu perbuatan yang tidak boleh dilakukan. Apalagi kita sebagai tuan rumah dan banyak orang dari negara lain yang datang sebagai tamu, malu dong kalau buang sampah sembarangan, masak harus orang Jepang yang mengambil dan membersihkan sampah? Malu kan? Iya kan?" mereka pun manggut-manggut.
Kebanggaan menjadi warga Indonesia pun saya coba telisik. Misalnya tentang siapa saja atlet Indonesia yang mereka kenal dan favoritkan.
"Zohri!"
"Ginting!"
Itulah nama-nama yang disebut dengan cepat dan bisa jadi adalah idola mereka di masa kini.
"Zohri dan Ginting, iya mereka andalan Indonesia dan memang mereka sudah kalah. Tapi bagaimanapun menang kalah dalam olah raga adalah hal biasa, yang terpenting mereka sudah berjuang dan lebih penting lagi adalah persahabatan dengan negara-negara lain," ucap saya.
Story telling bagi saya selalu seru dan menyenangkan. Pertanyaan dan celoteh tak terduga memang kerap mewarnai, tapi sebagai orang tua sudah tentu saya harus siap karena di rumah pun anak-anak selalu bertanya dengan pertanyaan yang kadang datang bak jumping smash pemain bulu tangkis. Tajam, menukik dan tak terduga.
Justru ada suatu pengalaman yang saya dapatkan dengan berbicara di depan kelas menggantikan peran guru walau hanya sekitar 30 menit. Saya bisa merasakan bagaimana suasana belajar anak saya di sekolah. Juga mengenal teman-teman anak saya dengan lebih baik.
Nah, usai story telling kali ini, saya pun harus segera mencari tema untuk story telling edisi semester depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H