Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ngobrol tentang Asian Games di Depan Anak-anak SD

27 Agustus 2018   19:37 Diperbarui: 27 Agustus 2018   20:12 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seru berebut bertanya...

"Pulau Bawean itu letaknya di Provinsi Jawa Timur..." ujar saya.

Tentang maskot saja saya sudah bercerita tentang tiga binatang langka yakni rusa Bawean, burung Cenderawasih dan badak bercula satu. Tak hanya asal daerahnya, tetapi juga pakaian yang dikenakan para maskot itu. Seperti Atung yang mengenakan sarung dengan motif tumpal dari Jakarta. Kaka (badak bercula satu) yang memakai pakaian tradisional dengan motif bunga khas Palembang. Juga Bhin Bhin (burung Cederawasih) yang memakai rompi bermotif Asmat dari Papua.

"Atung ini melambangkan kecepatan, karena rusa larinya cepat. Kaka melambangkan kekuatan sedangkan Bhin Bhin melambangkan strategi," ujar saya di hadapan anak-anak.

"Pak, jadi Kaka ini kuat tapi bodoh ya? Kan yang pintar strategi burung Cenderawasih?"

Nah, pertanyaan bagus yang sebenarnya membuat saya ingin forward saat itu juga ke akun resmi medsosnya Asian Games 2018. Pertanyaan kritis dari anak-anak yang selalu tidak akan merasa puas dengan penjelasan satu arah. Ya mereka harus bertanya dan mendapat penjelasan.

"Jadi begini Nak.... (menghela nafas, sambil mikir)... dalam dunia olah raga meskipun olah raga tersebut permainannya mengandalkan kekuatan tetap harus memakai strategi juga. Contohnya sepakbola tuh, tidak asal main tendang bola atau kecepatan lari saja, tetapi harus berpikir bagaimana mengalahkan lawan," mungkin seperti itulah jawaban saya.

Ini baru kelas 3 SD lho, bagaimana nanti kelas-kelas selanjutnya ya?

Seru berebut bertanya...
Seru berebut bertanya...
Pertanyaan kritis lainnya datang dari seorang anak dan saya hampir berpikir bahwa itu jenis pertanyaan dari seorang jurnalis yang tengah mewawancarai penyelenggara Asian Games.

"Pak, pas pertandingan di Istora kemarin kenapa terjadi kericuhan ya?"

"Ricuh? Emm, maksud kamu kericuhan yang bagaimana?" saya balik nanya, serius ini.

"Itu lho, kenapa ada banyak penonton yang buang sampah sembarangan di sekitar stadion?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun