Seolah waktu berjalan begitu cepat. Tiba-tiba saja hari itu ia sudah harus masuk ke jenjang kelas yang baru. Tak terasa memang, anak saya sudah kelas 3 Sekolah Dasar.
Hari itu, saya sudah mendapat ijin dari kantor untuk datang terlambat untuk mengantar anak saya di hari pertama ia masuk sekolah setelah libur panjang. Mungkin terdengar agak aneh bagi sebagian orang, karena masih ada anggapan urusan mengantar anak adalah domain ibu-ibu. Tapi bagi saya tidaklah menjadi masalah, sepanjang tidak ada pekerjaan yang sangat mendesak, saya pun bisa menyempatkan diri untuk mengantarkan anak di hari pertamanya.
Bersama istri saya, kami berdua mengantarkan jagoan kecil kami supaya dia merasa nyaman dan senang. Kami sepakat menganggap bahwa hari itu adalah hari istimewa. Saya pun yakin pihak sekolah telah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk menyambut kembali anak-anak usai liburan, serta menyambut pula hadirnya anak-anak siswa baru.
Benar saja, tiba di halaman Sekolah Alam Indonesia (SAI) Cibinong, suasana terasa istimewa. Banyak orang tua yang mengantarkan anaknya, mereka pun tidak langsung beranjak, melainkan masih menunggu sambil bersilaturahmi dan bertukar kabar dengan sesama orang tua. Sementara guru-guru terlihat sibuk mempersiapkan acara penyambutan.
Tepat pukul 07.30 WIB, anak-anak yang sudah tiba di sekolah diminta untuk berbaris di halaman parkir. Menyenangkan melihat raut wajah mereka. Wajah-wajah bahagia yang kembali ke sekolah setelah sekian lama menikmati liburan. Wajah-wajah ceria anak-anak yang siap belajar, bermain dan bergembira.
Ternyata penari tersebut sedang memerankan tokoh yang disebut "lengser". Rupanya para guru tengah melakukan acara penyambutan dengan mengadaptasi prosesi "mapag panganten" khas Sunda.Â
"Mapag Panganten" bisa diartikan sebagai menyambut atau menjemput pengantin yang biasa dilakukan oleh masyarakat di sebagian besar wilayah Jawa Barat. Tak hanya acara pernikahan, prosesi "mapag panganten" juga berkembang sebagai penyambutan di acara-acara resmi lainnya.
Melalui "mapag panganten" yang digelar oleh para guru SAI Cibinong, pesan yang disampaikan adalah sekolah tengah menyambut anak-anak yang diantarkan oleh orang tuanya, para siswa yang telah lama berpisah selama liburan.
Selanjutnya, muncul dua orang penari wanita dan pasukan pria pembawa payung kuning yang diartikan sebagai penghormatan bagi para tamu. Mereka semua diperankan oleh para guru dan kemudian mengiringi langkah anak-anak masuk ke dalam area lapangan sekolah.
Selanjutnya, semua yang ada di sekolah, dari mulai anak-anak jenjang kelompok bermain, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar hingga para guru dan orang tua yang hadir, membentuk lingkaran besar di area lapangan.
Meski bulan Syawal telah usai, karena durasi liburan yang cukup panjang sejak pertengahan Ramadhan, maka tak ada salahnya jika dilakukan halalbihalal, saling bersalaman dan saling memaafkan. Momen yang sekaligus mempererat tali silaturahmi seluruh komponen yang ada di sekolah.
Ketika sang anak masuk sekolah, maka orang tua pun sejatinya ikut bersekolah juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H