Jika menyebut salah satu masjid paling populer di Jakarta, bahkan Indonesia, nama Masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran Baru sudah sepantasnya disebut. Masjid ini tak hanya memiliki sejarah panjang, eksistensinya hingga sekarang telah banyak diakui oleh kalangan muslim Indonesia.
Masjid ini mulai dibangun pada 1953 dan selesai pada 1958 dengan nama Masjid Agung Kebayoran Baru. Pada tahun 1961 Mahmoud Syaltout, Grand Syekh Al-Azhar Cairo ketika itu, mengunjungi Indonesia dan berkunjung ke masjid ini, kemudian berkenan memberikan nama Al-Azhar untuk masjid tersebut sehingga nama resminya menjadi Masjid Agung Al-Azhar.
Masjid yang berada di bawah naungan Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) Al-Azhar ini sangat lekat dengan nama besar Buya Prof. Dr. Hamka. Beliaulah sosok yang mendorong tumbuh dan berkembangnya sekolah-sekolah Islam Al-Azhar yang berpusat di kompleks Masjid Agung Al-Azhar (sumber: al-azhar.or.id).
Lokasi Masjid Agung Al-Azhar memang sangat strategis dan mudah dicapai. Masjid ini dikelilingi oleh kompleks perkantoran pemerintah seperti Kementerian PANRB, PUPR, Agraria dan Tata Ruang, Mabes Polri hingga Gedung Sekretariat ASEAN. Selain itu keberadaan sekolah Al-Azhar serta Universitas Islam Al-Azhar, semakin membuat masjid ini tak pernah sepi.
Jalan Sisingamangaraja yang membentang di depan kompleks masjid juga merupakan lanjutan dari jalan protokol Sudirman sehingga akses transportasi sangat mudah dicapai. Bahkan bagi pengguna transportasi umum, hanya perlu menggunakan bus transjakarta koridor I jurusan Jakarta Kota-Blok M dan bisa turun langsung di halte Masjid Agung yang berada persis di depan kompleks masjid.
Masjid ini dari luar tampak terlihat anggun dan elegan dengan dominasi warna putih, termasuk pada kubahnya. Tampak sederhana dan klasik tapi justru menimbulkan kesan yang kuat. Tempat shalat utama berada di lantai dua, sedangkan bangunan di bawahnya yang disebut sebagai Aula Buya Hamka merupakan ruang serbaguna untuk berbagai kegiatan termasuk resepsi pernikahan.