Langkah Grab mengakuisisi Uber di wilayah Asia Tenggara (baca: Grab Akuisisi Uber, Bagaimana Nasib Pengguna?), ternyata justru menghidupkan asa sebuah startup angkutan daring bernama "Anterin". Pemain lokal Indonesia ini, konon memang menunggu hengkangnya Uber dan mencoba mengambil alih pasar yang ditinggalkan. Setidaknya itulah gambaran singkat hasil saya ngobrol dengan beberapa abang ojek online (ojol) pasca kabar dicaploknya Uber oleh Grab.
"Nggak semua Mas, malahan banyak driver yang pindah ke Anterin," cetus seorang abang ojol ketika ditanya apakah ojol ex-Uber akan gabung ke Grab.
"Kalau mereka mau mah dari dulu gabung ke Grab, tapi banyak yang nggak cocok juga dengan Grab, jadinya pas ada Anterin ya pada tertarik," lanjutnya.
Hal ini tentu berbeda dengan kabar yang berhembus sebelumnya. Grab bahkan mengklaim layanannya akan semakin dekat dijangkau ketika Uber sudah di tangan. Bahkan kabar yang menyebutkan bahwa driver Uber otomatis menjadi driver Grab mendapat sanggahan.
"Nggak lah Mas, harus daftar lagi. Itu repotnya, seleksi di Grab lebih ketat," ucap seorang driver.
Penasaran dengan Anterin, saya pun mencoba menelusuri kiprahnya lebih lanjut. Ternyata memang belum banyak diulas oleh media dan tentu saja masih asing di telinga.
"Mereka memang diam-diam pendekatan langsung ke driver Uber, Gojek sama Grab, palingan di fesbuk tuh udah ramai diomongin," ucapnya.
Aplikasinya sudah bisa diunduh melalui play store dan membaca deskripsi yang dituliskan, layanan mereka tampaknya menawarkan sesuatu yang berbeda.
"Anterin adalah aplikasi transportasi dan pengiriman/pengantaran barang pertama di dunia yang menggunakan lelang harga. Dengan metode ini, Anda bebas memilih siapa saja driver yang memberikan harga terbaik dan terdekat dengan Anda."
Serius? Eit, mari kita baca lanjutannya.
"Kelebihan Anterin lainnya adalah Anda dapat memilih driver sesuai dengan keinginan dan selera Anda berdasarkan harga, jenis kendaraan, tipe kendaraan, jenis kelamin dan penilaian pelanggan."