Bak adegan film-film Holywood, tiba-tiba perjalanan kami harus terhambat ketika memasuki sebuah jembatan megah.
"Waduh," cetus sopir yang membawa kami.
"Kenapa Bang?"
"Ndak bisa lewat kita, jembatannya terbuka..." ucapnya.
"Jadi kita harus nunggu ya? Oke, nggak papa, justru asyik ini mah, saya mau lihat-lihat deh... di kampung saya enggak ada Bang..." kata saya.
Jembatan Emas namanya. Menghubungkan Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Memiliki panjang sekitar 700 meter lebih, jembatan ini memiliki sistem jungkit atau bascule untuk mendukung lalu lintas kapal di Sungai Batu Rusa menuju Pelabuhan Pangkalanbalam Pangkalpinang.
Rupanya saya tak sendiri terlihat kepo dan antuasias untuk menonton jembatan bisa dibuka begitu. Saat kendaraan bermotor berhenti untuk menunggu, banyak penumpang tampak turun dan memanfaatkan waktu untuk berdecak kagum dengan pemandangan di sekitar jembatan yang memang belum lama diresmikan ini.
Tak mengherankan jika banyak orang berselfie-ria. Jembatan Emas ini bisa dikatakan menjadi ikon wisata baru di Pulau Bangka.
"Kalau hari libur lebih ramai lagi, banyak orang foto-foto..." tutur seorang penjual cilok.
Ya, tak mengherankan juga apabila akhirnya ada tukang cilok, rujak dan penjual minuman yang sengaja datang berjualan karena tempat ini memang punya potensi pasar bagi mereka.
Menunggu dua kapal melintas ternyata hanya butuh sekitar 30 menitan. Setelah aman, lantai jembatan baru diturunkan, dan bagi saya melihatnya benar-benar keren.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H