Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Diet Kuota!

29 April 2017   08:33 Diperbarui: 29 April 2017   12:18 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi heboh gara-gara situs Telkomsel berubah jadi Telkomyet. Eh, rupanya pada gatel ikut-ikutan komentar mbelain si pelaku. Ya.. ya.. namanya curhat turunin harga, sapa yang nggak suka? Saya juga suka kok. Bahkan saya terinspirasi mau nge-hack spanduk warung bebek madura di pengkolan biar jadi murah.

Bai de wei, hebohnya peretasan ini mestinya bikin kita instropeksi diri, apa iya kuota internet operator itu selama ini memang mahal. Kalau nggak cocok harganya kenapa juga masih langganan? Ini kayak logika saya mau pilih taksi atau ojek. Kalau uang saya nggak cukup naik taksi ya naik ojek saja. Toh, tujuannya sama, malah bisa cepetan ojek. Yah, meski soal gengsi dan kenyamanan pasti kalah. It’s okay lah...

Lah kalau memang benci tapi cinta gimana ya? Ini juga kayak punya pacar berbudget mahal suka minta ditraktir makan yang mehong-mehong dan maunya jalan dari mal ke mal, tapi mau mutusin juga susah. Habisnya udah cinta sih...

Nah, daripada ikut puyeng mikirin tarif, coba deh kita diet kuota. Yak, diet kuota ini tujuannya biar sehat. Ada yang ngeluh tiap bulan berkali-kali beli paket kuota internet jadinya jelas pengeluaran jadi besar. Hmm, oke, ini daftar diet kuota ala saya, mau ikut silakan, nggak ikut juga mama alias ‘nggak papa’.

1. Stop debat nyinyir politik yang nggak penting

Yak, memang lagi ngetren tuh. Tiap kali ada berita soal si anu dan si itu hebohnya bukan main. Ada yang bela si anu, ada pula belain si itu. Padahal niatnya hemat kuota juga dengan langsung komen aja tanpa perlu buka link berita terlebih dulu. Tapi namanya juga pendukung militan, jadinya komentarnya nggak nyambung dan bakal jadi bully-an orang lain. Rempong deh.

2. Stop nge-share berita dan video secara membabi buta

Ini versi akut dari gejala nomor 1 di atas. Kalau kamu sudah merasa nggak cukup jadi komentator militan (nggak dibayar pula). Maka tiap kali ada berita dan video yang bisa memojokkan pihak sebelah, segera di-share ke medsos. Niatnya sungguh jahat, bikin pihak sebelah ‘kejang-kejang’. Ealah, padahal belum tentu juga kamu paham isinya atau malah belum baca isinya. Yang penting judulnya bombastis, langsung aja share. Mantap jiwaaa...

3. Stop nge-share meme yang kamu pikir lucu tapi sebenarnya enggak banget

Selera humor orang tuh beragam. Ada yang masuk kategori biasa saja, garing atau memang lucu mutlak. Nah, meme atau gambar lucu kadang tidak dianggap jadi lucu oleh sebagian orang. Jadi hati-hati kalau kamu suka nge-share meme ke medsos atau grup WA, mungkin ada orang lain yang tidak cocok secara konten. Atau malah sebenarnya memang lucu tapi kamu telat banget nge-share-nya. Gambar itu ternyata sudah berbulan-bulan ngetop di medsos dan kamu baru tahu. Hmm...

4. Stop komentar lebay belain klub bola kesayangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun