Dheraj pun selalu mengelak dengan menyebut bahwa Mr. Bean ini asli dari Inggris. Namun, sebenarnya akan sangat mudah mementahkan segala silat lidah Dheraj maupun Depe seandainya pada saat wawancara terdapat bukti rekaman yang menunjukkan saat mereka keceplosan menyebut nama Rowan Atkinson. Maka jika begini terbukti mereka telah berbohong pada media.
Tapi jika memang sejak awal trik promosi ini disetting dengan mem-blow up Mr. Bean dengan mengaburkan fakta bahwa tokoh itu bukanlah Rowan Atkinson, maka keakuratan berbagai media dalam memberitakan film “Mr. Bean Kesurupan Depe” itu patut dipertanyakan. Apalagi mencermati berita-berita yang selama ini beredar, acapkali hanya berasal dari satu narasumber, tanpa konfirmasi pihak lain agar berita menjadi berimbang atau cover both sides.
Selama ini, jarang atau malah tidak sama sekali terekspos gambar Mr. Bean yang tengah syuting di Indonesia. Dari beberapa berita, seolah wawancara hanya dilakukan by phone saja dengan Dheraj, dan pastinya tidak ada satu pun wartawan yang berada di lokasi syuting untuk bisa mengetahui apakah Mr. Bean ini memang tokoh yang selama ini dikenal atau justru abal-abal.
Bagi Dheraj, situasi saat ini mungkin justru membuat dirinya tertawa terbahak-bahak karena sukses mempermainkan opini publik. Ia bukan orang bodoh yang tidak memperhitungkan aspek hukum atas kontroversi yang diciptakannya. Mungkin baginya sama saja seandainya menyebut nama Bajuri akan main film bareng Miyabi. Kan, belum tentu juga Bajuri yang dimaksud adalah Mat Solar yang beken dengan Bajaj Bajuri? Atau juga Miyabi kan belum tentu yang asli bernama Maria Ozawa? Emangnya nggak boleh punya nama sama?
Sebagai produser, KK Dheraj tahu betul jurus dagang yang mumpuni. Apalagi di tengah sulitnya film nasional mereguk untung besar, maka cara-cara “kotor” harus dilakukan. Tidak mengatakan hal yang sebenarnya bukan berarti mengabarkan berita bohong, mungkin demikian prinsipnya. Siapa suruh nulis nama Rowan Atkinson seandainya narasumber tidak pernah menyebutkan nama itu? So, dalam hal ini media dan juga publik mesti mengambil pelajaran dari trik semacam ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H