Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tiket KA Tambahan Pun Gagal Dipesan (Padahal Tiket Balik Sudah di Tangan)

15 Mei 2014   18:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:30 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1400127913368492602

Maka, semalam saya pun kembali melakukan ritual yang sama untuk berjibaku di depan laptop memperebutkan tiket mudik. Kembali segelas air putih menemani perjuangan saya.

Eng, ing, eng… Apa yang terjadi ketika waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB? Semua situs penyedia tiket online sangat susah untuk diakses. Berkali tekan klik, sama sekali tidak membuahkan hasil. Lama-lama mata saya makin memerah dan sangat berat untuk dibuka.

Dan ketika berhasil terbuka sejam kemudian, tiket ke Yogyakarta hanya menyediakan kursi tersisa pada tanggal pas Idul Fitri. Artinya saat sholat Ied, penumpang masih berada di atas kereta. Duh, sungguh tak terbayang mengalami momen seperti itu.

Akhirnya saya pun menyerah. Kini harapan tinggal naik pesawat (jika tiba-tiba kejatuhan rejeki nomplok), atau naik bis malam yang tentu beresiko bermacet-macet ria di jalan. Atau siapa tahu ada yang berbaik hati memberikan tebengan dengan kendaraan pribadi.

Membaca pernyataan pihak KAI lewat media online pun seolah mendengar kaset lama yang diputar berulang-ulang kali. Ibarat lagu, judulnya kira-kira adalah “Selalu Ada Alasan”.

Bosan bah.

"Itu karena banyak user dari Jakarta yang mengakses masuk ke web kami," ucap Direktur SDM dan IT PT KAI Kuncoro Wibowo seperti diberitakan lewat detikcom.

Nah, pertanyaannya, user dari Jakarta itu siapa saja sih? Calokah? Oknum kah? Atau calon penumpang semua, termasuk saya?

“Aku dah dapat tiket pesen sama orang KA sudah lama, tinggal kasih nomor KTP, ntar kalau dapet baru bayar dua kali lipatnya. Lumayan dapet yang promo 50 ribu bayarnya cuma 100 ribu,” ungkap seorang kawan beberapa waktu lalu.

Tentu saja sebutan ‘’orang KA” itu tidak terlalu jelas yang mana? Oknum orang dalam atau calo yang mengaku-ngaku “orang KA”. Karena kawan saya itu juga tidak mau menjelaskan lebih lanjut. Dia hanya banyak mengumbar senyum “kemenangan” sudah berhasil mendapatkan tiket yang sangat diburu banyak orang.

Merebaknya calo tiket mudik bisa diendus juga lewat forum jual beli di dunia maya. Karena sistemnya sudah online, maka calo-nya pun kini mungkin calo-calo yang jago dunia IT. Minimal punya akses internet super kuenceng yang ngalah-ngalahin kecepatan rata-rata pemakai internet kebanyakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun